Kalsel: Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mulai melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Kondisi tutupan lahan gambut di Kalsel sudah mengering dan menjadi rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Operasi TMC di wilayah Kalsel sudah dimulai sejak 7 Juli 2023 dan direncanakan selama 12 hari kegiatan. TMC yang dilakukan tim dari Laboratorium BRIN tersebut menggunakan pesawat jenis CASA 212-200.
"Kegiatan TMC sudah dilakukan di Kalsel dan peresmian kegiatannya dilakukan kemarin di Pangkalan TNI AU Syamsudin Noor," tutur Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kalsel, Pormadi Dharma, Selasa, 11 Juli 2023.
Koordinator Laboratorium BRIN, Budi Harsoyo, mengatakan operasi TMC di Kalsel bertujuan untuk pembasahan lahan gambut guna mengisi simpanan air pada kubah gambut yang rawan terbakar.
"TMC juga bertujuan agar periode kemarau bisa dipercepat. Selain itu pada saat kemarau ada sumber air untuk mempermudah kegiatan satgas darat dalam pemadaman karhutla," tuturnya.
Baca: 7 Hektare Lahan Gambut di Nagan Raya Terbakar |
Indonesia merupakan negara dengan luasan lahan gambut terluas di dunia yang mencapai 24,6jt ha sehingga penting untuk menjaga ekosistem. Di Kalsel sendiri luas tutupan lahan gambut seluas 105.821 hektare. BPBD Kalsel mencatat hingga akhir Juni 2023 jumlah titik api yang muncul di wilayah tersebut mencapai 2.558 titik api.
Berdasarkan data KLHK jumlah titik api yang muncul di kawasan lahan gambut selama Juni 2023 cukup banyak. "Ini menunjukkan kondisi gambut di kalsel mulai mengering dan penting untuk dilakukan antisipasi karhutla," ujarnya.
Kepala Sub Direktorat Pencegahan Karhutla Kementerian LHK, Anis Susanti, menegaskan kunci keberhasilan TMC adalah pemilihan waktu yang tepat. "TMC ini merupakan upaya pemerintah dalam mencegah Karhutla," tegasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di