medcom.id, Sidoarjo: Aktivitas perkantoran Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, terpaksa direlokasi ke tempat lain setelah Balai Desa digenangi luberan lumpur Lapindo, Selasa (9/12/2014). Aktivitas perkantoran direlokasi ke salah satu rumah warga yang disewa di Desa Kali Tengah.
Selasa pagi, lima pekerja angkut yang disewa terlihat mengevakuasi perabotan dan surat-surat penting kantor desa. Kondisi kantor desa ini memang sangat memprihatinkan karena genangan lumpur campur air masuk ke ruangan. Walaupun terendam, kantor desa masih membuka pelayanan.
"Rencana relokasi ini sebenarnya sudah lama namun baru bisa dilakukan hari ini setelah kami mendapat rumah kontrakan di Desa Kali Tengah," kata salah satu pegawai kantor Desa Kedungbendo, Alifaturrosidah.
Kantor Desa Kedungbendo menjadi salah satu bangunan yang masih tegak berdiri di wilayah rawan luberan lumpur. Selain kantor desa, lima rumah warga juga masih berdiri dan ditempati penghuninya.
Warga enggan pindah karena menunggu pelunasan ganti rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya. Namun, luberan lumpur yang makin parah membuat sebagian warga terpaksa juga harus hengkang. Apalagi, volume lumpur kian banyak setelah tanggul titik 73 Kolam Penampungan Lumpur Lapindo jebol, beberapa waktu lalu.
Sejatinya, Desa Kedungbendo sudah menjadi wilayah mati karena hampir semua warganya sudah pindah. Mereka hidup tercerai-berai ke desa-desa lain karena rumahnya lenyap ditenggelamkan lumpur.
medcom.id, Sidoarjo: Aktivitas perkantoran Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo, terpaksa direlokasi ke tempat lain setelah Balai Desa digenangi luberan lumpur Lapindo, Selasa (9/12/2014). Aktivitas perkantoran direlokasi ke salah satu rumah warga yang disewa di Desa Kali Tengah.
Selasa pagi, lima pekerja angkut yang disewa terlihat mengevakuasi perabotan dan surat-surat penting kantor desa. Kondisi kantor desa ini memang sangat memprihatinkan karena genangan lumpur campur air masuk ke ruangan. Walaupun terendam, kantor desa masih membuka pelayanan.
"Rencana relokasi ini sebenarnya sudah lama namun baru bisa dilakukan hari ini setelah kami mendapat rumah kontrakan di Desa Kali Tengah," kata salah satu pegawai kantor Desa Kedungbendo, Alifaturrosidah.
Kantor Desa Kedungbendo menjadi salah satu bangunan yang masih tegak berdiri di wilayah rawan luberan lumpur. Selain kantor desa, lima rumah warga juga masih berdiri dan ditempati penghuninya.
Warga enggan pindah karena menunggu pelunasan ganti rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya. Namun, luberan lumpur yang makin parah membuat sebagian warga terpaksa juga harus hengkang. Apalagi, volume lumpur kian banyak setelah tanggul titik 73 Kolam Penampungan Lumpur Lapindo jebol, beberapa waktu lalu.
Sejatinya, Desa Kedungbendo sudah menjadi wilayah mati karena hampir semua warganya sudah pindah. Mereka hidup tercerai-berai ke desa-desa lain karena rumahnya lenyap ditenggelamkan lumpur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)