Tangerang: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mengkhwatirkan lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada masa peralihan cuaca di pertengahan September 2021. Warga Tangsel diminta lebih peduli kebersihan lingkungan tempat tinggal, untuk meminimalisasi penyebaran nyamuk Aedes Aegypti.
"Makanya jumantik harus berjalan, sebetulnya PHBS (pola hidup bersih dam sehat) di rumah, semua warga harus jadi kader jumantik masing-masing di rumahnya. Pandemi seperti inikan susah masuk-masuk rumah orang," ungkap Kepala Bida Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tangsel, Tulus Muladiono, Kamis, 16 September 2021
Dia mengungkapkan, hingga kini baru ditemukan dua kasus DBD di Tangsel, yakni di dua kelurahan berbeda di Kecamatan Pondok Aren. Dengan kondisi tersebut, warga Tangsel diminta untuk rajin membersihkan lingkungan tempat tinggal dan rumahnya.
"Dua kasus yang kami temukan itu, bisa jadi peralihan musim, karena saat ini mulai musim penghujan," ucap dia.
Baca: 206 Kasus DBD Ditemukan di Jakarta Selatan
Sementara itu, dua warga Kecamatan Pondok Aren yang terkena DBD mengalami penurunan trombosit. Kini keduanya masih dipantau pihak RS.
"Laporan sementara ada penurunan trombosit. Kita harus pantau. Kalau DBD kan penurunan trombositnya cepat 2x24 jam pasti ada penurunan, tapi melihat kondisi orangnya juga," jelas dia.
Tulus menyebutkan, Tangerang Selatan tidak pernah berstatus KLB (kejadian luar biasa) pada kasus DBD tahun-tahun sebelumnya.
"Hitungan KLB, kalau sudah ada yang meninggal, dua peningkatan kasus dibulan yang sama dengan tahun sebelumnya, kalau ada peningkatan itu baru KLB," jelasnya.
Tangerang: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mengkhwatirkan lonjakan kasus
Demam Berdarah Dengue (DBD) pada masa peralihan cuaca di pertengahan September 2021. Warga Tangsel diminta lebih peduli kebersihan lingkungan tempat tinggal, untuk meminimalisasi penyebaran nyamuk Aedes Aegypti.
"Makanya jumantik harus berjalan, sebetulnya PHBS (pola hidup bersih dam sehat) di rumah, semua warga harus jadi kader jumantik masing-masing di rumahnya. Pandemi seperti inikan susah masuk-masuk rumah orang," ungkap Kepala Bida Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Tangsel, Tulus Muladiono, Kamis, 16 September 2021
Dia mengungkapkan, hingga kini baru ditemukan dua kasus DBD di Tangsel, yakni di dua kelurahan berbeda di Kecamatan Pondok Aren. Dengan kondisi tersebut, warga Tangsel diminta untuk rajin membersihkan lingkungan tempat tinggal dan rumahnya.
"Dua kasus yang kami temukan itu, bisa jadi peralihan musim, karena saat ini mulai musim penghujan," ucap dia.
Baca: 206 Kasus DBD Ditemukan di Jakarta Selatan
Sementara itu, dua warga Kecamatan Pondok Aren yang terkena DBD mengalami penurunan trombosit. Kini keduanya masih dipantau pihak RS.
"Laporan sementara ada penurunan trombosit. Kita harus pantau. Kalau DBD kan penurunan trombositnya cepat 2x24 jam pasti ada penurunan, tapi melihat kondisi orangnya juga," jelas dia.
Tulus menyebutkan, Tangerang Selatan tidak pernah berstatus KLB (kejadian luar biasa) pada kasus DBD tahun-tahun sebelumnya.
"Hitungan KLB, kalau sudah ada yang meninggal, dua peningkatan kasus dibulan yang sama dengan tahun sebelumnya, kalau ada peningkatan itu baru KLB," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)