Banjir di Kendari, Sultra. (Istimewa)
Banjir di Kendari, Sultra. (Istimewa)

Banjir di Kendari Rendam 715 Rumah dan 1 Warga Meninggal

Meilikhah • 07 Maret 2024 21:37
Jakarta: Banjir melanda Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, pada Senin, 4 Maret 2024. Kejadian banjir dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang bersamaan dengan air laut pasang serta akibat luapan kali Lasolo sehingga drainase tidak dapat menampung debit air pada pukul 04.00 WITA.
 
Pusat pengendalian operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan pada Kamis, 7 Maret 2024, Wilayah terdampak meliputi 11 kelurahan di 6 kecamatan. Di antaranya, Kelurahan Lahundape di Kecamatan Kendari Barat; Kelurahan Korumba di Kecamatan Mandonga; Kelurahan Punggolaka di Kecamatan Puuwatu; dan kelurahan Kadia, Bende, Pondabea, kelurahan Anaiwoi di Kecamatan Kadia.
 
Kemudian di kelurahan Anawai, Wua-wua, Bonggoeya di Kecamatan Wua-wua; serta kelurahan Anggoeya di kecamatan Poasia. Dampak banjir yang paling parah terjadi di Kelurahan Sodhoa, Kecamatan Kendari Barat, dan di daerah Lasolo.

Banjir juga menyebabkan 715 KK terdampak serta 1 warga meninggal. Sedangkan kerugian materiel sebanyak 715 unit rumah terendam dan 1 unit kantor lurah terdampak.
 
Baca juga: Pemkot Kendari Tetapkan Status Darurat Bencana

Upaya penanganan banjir BPBD Kota Kendari berkoordinasi dengan pemerintahan setempat dan melakukan pendataan dan melakukan pembersihan rumah warga yang terdampak banjir bersama Damkar Kota Kendari, Balai Wilayah Sungai dan Masyarakat.
 
Informasi dari Dedi Kasi Logistik BPBD Kota Kendari melalui sambungan telepon Kamis, 7 Maret 2024, kondisi banjir di sebagian wilayah berangsur surut.
 
“Namun ada wilayah yang kembali dilanda banjir akibat curah hujan tinggi pada Rabu pukul 2 dini hari. Banjir setinggi 1,5 hingga 2 meter terjadi di daerah kelurahan Sanua, dan kampung Salo. Dampak dari banjir sebagian korban mengungsi ke rumah saudara, BPBD bersama dinas sosial mendirikan dapur umum di Kelurahan Sanua dan Kampung Salo,” Ujar Dedi.
 
Selanjutnya Dedi menjelaskan antisipasi banjir dilakukan tim gabungan melakukan pembersihan drainase sudah secara rutin, namun besar luapan air dan terjadi air laut pasang sehingga air tidak bisa mengalir ke laut. Kendala penanganan banjir jumlah personel yang kurang karena luasnya lokasi banjir, serta lokasi banjir sulit dijangkau, akses yang kecil dan jalan berbuki-bukit.
 
Merespons kejadian itu, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih meningkatkan kesiapsiagaan mengantisipasi kejadian banjir serupa, dengan menjaga lingkungan, dan membuat alternatif serapan air.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan