medcom.id, Padang: Pemerintah Kota Padang menetapkan status kejadian luar biasa terhadap penyakit Difteri, setelah 7 anak-anak dirawat di RSUP M Djamil sepanjang Januari. Dua orang di antaranya, meninggal dunia.
"Begitu satu orang saja ditemukan mengidap difteri, itu sudah masuk kategori luar biasa," ujar Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah, Selasa (4/2/2015).
Status KLB mengharuskan Pemkot Padang harus melangkah cepat. Sejumlah langkah strategis pun dilakukan. Misalnya saja, vaksinasi terhadap anak usia dua bulan hingga 15 tahun.
Pemkot Padang juga sudah memberikan instruksi kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan agar mengambil langkah antisipasi secepatnya. Sebab, sebagian besar 250.000 warga yang akan divaksinasi merupakan pelajar SD dan SMP.
Pejabat Pengelola Informasi (PPID) RSUP M Djamil Padang, Gustafianof, mengatakan sudah ada tujuh pasien anak yang terkena difteri selama Januari. Semuanya berasal dari Kota Padang.
"Meninggal 2 orang. 1 orang di IDG. 1 orang di ruang bangsal isolasi anak," ujarnya, Selasa. Sekarang ini, ada empat anak yang masih dirawat di rumah sakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Eka Lusti mengatakan kasus difteri pertama kali ditemukan di Padang pada 2014 pada salah seorang anak yang baru kembali dari Surabaya. Saat itu, Kota Pahlawan tercatat memiliki 920 kasus
difteri.
Pada tahun itu, kasus difteri ditemukan di dua kecamatan di Padang yaitu Koto Tangah dan Kuranji.
Difteri merupakan penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernafasan bagian atas. Wikipedia menyebutkan penyakit ini disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae.
medcom.id, Padang: Pemerintah Kota Padang menetapkan status kejadian luar biasa terhadap penyakit Difteri, setelah 7 anak-anak dirawat di RSUP M Djamil sepanjang Januari. Dua orang di antaranya, meninggal dunia.
"Begitu satu orang saja ditemukan mengidap difteri, itu sudah masuk kategori luar biasa," ujar Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah, Selasa (4/2/2015).
Status KLB mengharuskan Pemkot Padang harus melangkah cepat. Sejumlah langkah strategis pun dilakukan. Misalnya saja, vaksinasi terhadap anak usia dua bulan hingga 15 tahun.
Pemkot Padang juga sudah memberikan instruksi kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan agar mengambil langkah antisipasi secepatnya. Sebab, sebagian besar 250.000 warga yang akan divaksinasi merupakan pelajar SD dan SMP.
Pejabat Pengelola Informasi (PPID) RSUP M Djamil Padang, Gustafianof, mengatakan sudah ada tujuh pasien anak yang terkena difteri selama Januari. Semuanya berasal dari Kota Padang.
"Meninggal 2 orang. 1 orang di IDG. 1 orang di ruang bangsal isolasi anak," ujarnya, Selasa. Sekarang ini, ada empat anak yang masih dirawat di rumah sakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Eka Lusti mengatakan kasus difteri pertama kali ditemukan di Padang pada 2014 pada salah seorang anak yang baru kembali dari Surabaya. Saat itu, Kota Pahlawan tercatat memiliki 920 kasus
difteri.
Pada tahun itu, kasus difteri ditemukan di dua kecamatan di Padang yaitu Koto Tangah dan Kuranji.
Difteri merupakan penyakit menular mematikan yang menyerang saluran pernafasan bagian atas. Wikipedia menyebutkan penyakit ini disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtheriae.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOB)