medcom.id, Bandung: Menteri Pertahanan (Mentan) RI Ryamizd Ryacudu meninjau pembuatan medium tank produksi PT Pindad (Persero) bekerjasama dengan perusahaan Turki FNSS untuk memperkuat persenjataan Nasional (Alutsista).
Ryamizad mengatakan, medium tank ini sangat cocok dengan kondisi medan di Indonesia terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Tank ini memiliki berat 37 ton dan cocok untuk melintas di jembatan-jembatan di Indonesia yang tidak mampu menopang berat lebih dari 40 ton.
"Kami berharap tank yang lama diganti, karena usianya sudah cukup tua. Untuk awal dua Batalion dulu. Satu batalion 50 unit, kalau seluruhnya 500 unit," kata Ryamizad, di Kantor PT Pindad, Bandung, Senin 18 September 2017.
Pihaknya tahap awal akan memesan 100 unit menggunakan anggaran pemerintah untuk pengadaan Alutsista sebesar Rp100 triliun. PT Pindad akan mulai memproduksi tank itu ditargetkan pada tahun 2018.
"Tank medium ini paling baik (ringan). Kalau Leopard kan berat, jembatan-jembatan di kita tidak mampu menopang berat seperti di Jawa dan Sumatera," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose mengapresiasi Menhan yang mendorong industri pertahanan dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan Alutsista untuk menjaga kedaulatan NKRI.
"Pindad ditugaskan untuk membuat medium yang sesuai dengan keadaan-keadaan di Indonesia. Untuk kebutuhan ilmu teknologi tersebut maka kita bekerjasama dengan perusahaan turki," pungkas dia.
Proyek medium tank adalah program negara yang termasuk pada 7 pengembangan strategis Kemhan. Proyek medium tank dimulai pada tahun 2015, dan pada 5 Oktober 2017 nanti akan tampil dalam puncak perayaan HUT TNI ke-72 di Cilegon.
Latar belakang dibuatnya medium tank berawal dari keinginan Kemhan untuk meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) maupun kemampuan kemandirian industri strategis dalam hal ini, Pindad untuk merancang sendiri. Pindad kemudian ditugaskan membuat medium tank sesuai kebutuhan pengguna, lalu dilihat solusi yang paling feasible untuk kebutuhan tersebut sesuai dengan ilmu teknologi dan bekerjasama dengan mitra strategis.
Spesifikasi
Spesifikasi teknis medium tank adalah kendaraan tempur menggunakan trackling (beroda rantai) yang berbobot maksimal 35 ton dengan turet 105 mm yang dilengkapi dengan teknologi terbaru. Seperti Battlefield Management System, alat komunikasi modern, alat self awareness sehingga bisa memantau ancaman terhadap dirinya sendiri, dan dilengkapi dengan proteksi terhadap ancaman level 5 NATO.
Turet memiliki mekanisme autoloader, dengan 12 butir peluru di turet dan 30 butir peluru cadangan di dalam pool. Medium tank ini mempunyai power 20 HP/ton, dengan kecepatan 70 km/jam, dapat menampung 3 orang kru yang terdiri dari Komandan, penembak, dan pengemudi.
Medium tank juga memiliki kemampuan tangguh yaitu kendaraan antiranjau yang didesain sesuai permintaan dari pengguna, karena biasanya anti ranjau hanya diaplikasikan pada APC.
Negara-negara lain juga sudah mengeluarkan produk medium tank, tetapi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Perang modern membutuhkan kendaraan yang memiliki mobilitas tinggi, transportasinya dan pengoperasiannya lebih mudah, namun memiliki daya gempur yang sama kuat.
Kehadiran medium tank pertama buatan dalam negeri ini menunjukan kemampuan Pindad yang terus meningkat dan mampu bersaing dengan industri pertahanan luar negeri.
medcom.id, Bandung: Menteri Pertahanan (Mentan) RI Ryamizd Ryacudu meninjau pembuatan medium tank produksi PT Pindad (Persero) bekerjasama dengan perusahaan Turki FNSS untuk memperkuat persenjataan Nasional (Alutsista).
Ryamizad mengatakan, medium tank ini sangat cocok dengan kondisi medan di Indonesia terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Tank ini memiliki berat 37 ton dan cocok untuk melintas di jembatan-jembatan di Indonesia yang tidak mampu menopang berat lebih dari 40 ton.
"Kami berharap tank yang lama diganti, karena usianya sudah cukup tua. Untuk awal dua Batalion dulu. Satu batalion 50 unit, kalau seluruhnya 500 unit," kata Ryamizad, di Kantor PT Pindad, Bandung, Senin 18 September 2017.
Pihaknya tahap awal akan memesan 100 unit menggunakan anggaran pemerintah untuk pengadaan Alutsista sebesar Rp100 triliun. PT Pindad akan mulai memproduksi tank itu ditargetkan pada tahun 2018.
"Tank medium ini paling baik (ringan). Kalau Leopard kan berat, jembatan-jembatan di kita tidak mampu menopang berat seperti di Jawa dan Sumatera," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose mengapresiasi Menhan yang mendorong industri pertahanan dalam negeri dalam memenuhi kebutuhan Alutsista untuk menjaga kedaulatan NKRI.
"Pindad ditugaskan untuk membuat medium yang sesuai dengan keadaan-keadaan di Indonesia. Untuk kebutuhan ilmu teknologi tersebut maka kita bekerjasama dengan perusahaan turki," pungkas dia.
Proyek medium tank adalah program negara yang termasuk pada 7 pengembangan strategis Kemhan. Proyek medium tank dimulai pada tahun 2015, dan pada 5 Oktober 2017 nanti akan tampil dalam puncak perayaan HUT TNI ke-72 di Cilegon.
Latar belakang dibuatnya medium tank berawal dari keinginan Kemhan untuk meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) maupun kemampuan kemandirian industri strategis dalam hal ini, Pindad untuk merancang sendiri. Pindad kemudian ditugaskan membuat medium tank sesuai kebutuhan pengguna, lalu dilihat solusi yang paling
feasible untuk kebutuhan tersebut sesuai dengan ilmu teknologi dan bekerjasama dengan mitra strategis.
Spesifikasi
Spesifikasi teknis medium tank adalah kendaraan tempur menggunakan trackling (beroda rantai) yang berbobot maksimal 35 ton dengan turet 105 mm yang dilengkapi dengan teknologi terbaru. Seperti
Battlefield Management System, alat komunikasi modern, alat
self awareness sehingga bisa memantau ancaman terhadap dirinya sendiri, dan dilengkapi dengan proteksi terhadap ancaman level 5 NATO.
Turet memiliki mekanisme
autoloader, dengan 12 butir peluru di turet dan 30 butir peluru cadangan di dalam
pool. Medium tank ini mempunyai power 20 HP/ton, dengan kecepatan 70 km/jam, dapat menampung 3 orang kru yang terdiri dari Komandan, penembak, dan pengemudi.
Medium tank juga memiliki kemampuan tangguh yaitu kendaraan antiranjau yang didesain sesuai permintaan dari pengguna, karena biasanya anti ranjau hanya diaplikasikan pada APC.
Negara-negara lain juga sudah mengeluarkan produk medium tank, tetapi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Perang modern membutuhkan kendaraan yang memiliki mobilitas tinggi, transportasinya dan pengoperasiannya lebih mudah, namun memiliki daya gempur yang sama kuat.
Kehadiran medium tank pertama buatan dalam negeri ini menunjukan kemampuan Pindad yang terus meningkat dan mampu bersaing dengan industri pertahanan luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DHI)