Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali, mengeluarkan asap dan abu vulkanik. Foto: Medcom.id/Raiza Andini
Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem, Bali, mengeluarkan asap dan abu vulkanik. Foto: Medcom.id/Raiza Andini

Gunung Agung Semburkan Abu Vulkanik Setiap Hari

Raiza Andini • 13 Desember 2017 18:57
Karangasem: Paska letusan freatomagmatik pada 25 November 2017, Gunung Agung hampir setiap menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.000-2.500 meter disertai gempa tektonik lokal dan tremor non-harmonik. Manusia hanya bisa menanti alam menentukan nasib Gunung Agung.
 
“Hampir setiap hari kondisinya seperti ini, jadi kita hanya bisa menunggu, ke depannya mau bagaimana,” terang Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG I Gede Suantika di Pos Pantau Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Rabu, 13 Desember 2017.
 
Tim PVMBG belum dapat memastikan kapan letusan besar Gunung Agung akan terjadi. Pasalnya, Gunung Agung masih mengeluarkan asap kelabu dengan material abu vulkanik hingga kini. Banjir lahar dingin pun masih terjadi meski dalam intensitas yang kecil.

“Kita belum dapat prediksikan kapan meletusnya. Kalau mengacu pada 1963 erupsi seperti ini keluar abu lahar itu jangka waktunya sebulan, ini kan baru dua pekan,” tambahnya.
 
Wilayah yang terdampak paling buruk akibat semburan abu vulkanik beberapa hari terakhir ini meliputi kawasan Desa Kubu, Desa Cegi, dan Desa Rendang. Volume abu vulkanik yang kecil dan tipis tidak mencapai bandara I Gusti Ngurah Rai, kecuali didorong dengan adanya angin kencang.
 
Karena berbeda dengan semburan besar pada 25 November, bandara internasional di Pulau Dewata tidak perlu ditutup. “(abu) bisa (ke bandara) kalau anginnya kencang sekali. Tetapi volume abunya kan sesaat durasinya, kita hitung hanya semenit. Tidak akan sampai ke Bandara,” tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan