Jombang: Pemerintah Kabupaten Jombang menolak impor beras sebanyak 1 juta ton dari luar negeri. Bupati Jombang Mundjidah Wahab menegaskan, Jombang sebagai wilayah pemasok beras nasional tidak perlu memakai beras impor karena stok dari petani cukup melimpah.
"Jombang ini kan lumbung pangan beras dan salah satu pemasok stok beras nasional. Jadi tidak perlu pakai beras impor. Hasil pertaniannya sangat berlebih jika dimakan untuk orang sendiri. Jadi tidak perlu impor," tegas Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Rabu, 24 Maret 2021.
Mudjidah menjelaskan, penolakan terhadap rencana pemerintah melakukan impor beras selaras dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Penolakan, juga karena kondisi petani di wilayah jombang sudah mulai masuk panen raya.
"Insyaallah saat ini kita sudah panen raya. Jadi stok ini sangat aman hingga musim lebaran nanti," katanya.
Baca: Harga Beras dari Petani Harus Dijaga Stabil
Sementara, rencana impor beras sebesar 1 juta ton saat ini membuat harga gabah dan beras di tingkat petani anjlok. Gabah kering panen ditingkat petani yang sebelumnya dibeli sebesar Rp4.700 per/kilogram kini turun menjadi Rp3.900 per/kilogramnya. Padahal, hasil panen padi di Jombang saat ini cukup bagus ketimbang tahun lalu.
"Harganya anjlok padahal hasil panennya bagus. Ini dibeli murah, dari petani tebasannya saat ini 3 sampai 2 juta per/ratusnya. Sebelum ada rencana impor normalnya 5 sampai 6 juta rupiah," kata Somad, salah satu petani asal Desa Gudo, Rabu 24 Maret 2021.
Tak hanya harga gabah, harga beras kelas medium, kini juga turun sebesar seribu rupiah per/kilogramnya ketimbbang sebelum ada rencana pemerintah mendatangkan beras impor dari luar negeri. Beras mediun yang sebelumnya dijual Rp8.700 per kilo, kini Rp7.700 per/kilo.
"Makanya rencana impor ini meresahkan petani. Ya kalau bisa beli ke petani saja ngga usah impor dari luar," terangnya.
Jombang: Pemerintah Kabupaten Jombang menolak
impor beras sebanyak 1 juta ton dari luar negeri. Bupati Jombang Mundjidah Wahab menegaskan, Jombang sebagai wilayah pemasok beras nasional tidak perlu memakai beras impor karena stok dari petani cukup melimpah.
"Jombang ini kan lumbung pangan beras dan salah satu pemasok stok beras nasional. Jadi tidak perlu pakai beras impor. Hasil pertaniannya sangat berlebih jika dimakan untuk orang sendiri. Jadi tidak perlu impor," tegas Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Rabu, 24 Maret 2021.
Mudjidah menjelaskan, penolakan terhadap rencana pemerintah melakukan impor beras selaras dengan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Penolakan, juga karena kondisi petani di wilayah jombang sudah mulai masuk panen raya.
"Insyaallah saat ini kita sudah panen raya. Jadi stok ini sangat aman hingga musim lebaran nanti," katanya.
Baca: Harga Beras dari Petani Harus Dijaga Stabil
Sementara, rencana impor beras sebesar 1 juta ton saat ini membuat harga gabah dan beras di tingkat petani anjlok. Gabah kering panen ditingkat petani yang sebelumnya dibeli sebesar Rp4.700 per/kilogram kini turun menjadi Rp3.900 per/kilogramnya. Padahal, hasil panen padi di Jombang saat ini cukup bagus ketimbang tahun lalu.
"Harganya anjlok padahal hasil panennya bagus. Ini dibeli murah, dari petani tebasannya saat ini 3 sampai 2 juta per/ratusnya. Sebelum ada rencana impor normalnya 5 sampai 6 juta rupiah," kata Somad, salah satu petani asal Desa Gudo, Rabu 24 Maret 2021.
Tak hanya harga gabah, harga beras kelas medium, kini juga turun sebesar seribu rupiah per/kilogramnya ketimbbang sebelum ada rencana pemerintah mendatangkan beras impor dari luar negeri. Beras mediun yang sebelumnya dijual Rp8.700 per kilo, kini Rp7.700 per/kilo.
"Makanya rencana impor ini meresahkan petani. Ya kalau bisa beli ke petani saja ngga usah impor dari luar," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)