Lombok Tengah: Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara, mengajukan dana tambahan Rp1,4 miliar untuk pengobatan ternak yang terkena wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Kita telah mengajukan dana Rp1,4 miliar melalui Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk pembelian obat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Taufikurahman di Praya, NTB, Sabtu, 2 Juli 2022.
Dana awal Rp70 juta yang diberikan melalui BTT tersebut telah habis digunakan untuk pengobatan massal yang telah diberikan secara gratis di beberapa desa. Total ternak yang telah diberikan pengobatan tersebut sekitar 1.200 ekor dari obat yang dibeli menggunakan dana Rp70 tersebut.
"Obat itu habis, sehingga kita ajukan kembali dana Rp1,4 miliar untuk pembelian obat tambahan," tutur dia.
Berdasarkan data sementara, hingga saat ini total kasus PMK di Lombok Tengah secara kumulatif mencapai 20.055 ekor baik itu sapi, kerbau, dan kambing. Dari puluhan ribu ekor ternak yang terkena wabah PMK, 9.876 ekor telah sembuh setelah dilakukan pengobatan secara medis maupun tradisional.
"Sisanya yang masih sakit atau terkena PMK sekitar 11 ribu ekor," ujar dia.
Ia mengatakan kasus PMK saat ini terus melonjak, sehingga pemerintah pusat telah menetapkan Kabupaten Lombok Tengah sebagian daerah wabah PMK. Dengan adanya penetapan tersebut, semua pasar hewan hingga saat ini belum bisa dibuka kembali.
Selain itu, untuk mencegah penyebaran wabah PMK, pemerintah daerah telah mulai melakukan kegiatan vaksinasi tahap pertama dan pengobatan masal kepada ternak yang terkena PMK.
"Pergerakan ternak itu masih diperketat dengan menutup pasar hewan," ucapnya.
Lombok Tengah: Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara, mengajukan dana tambahan Rp1,4 miliar untuk pengobatan ternak yang terkena wabah
penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Kita telah mengajukan dana Rp1,4 miliar melalui Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk pembelian obat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Taufikurahman di Praya, NTB, Sabtu, 2 Juli 2022.
Dana awal Rp70 juta yang diberikan melalui BTT tersebut telah habis digunakan untuk pengobatan massal yang telah diberikan secara gratis di beberapa desa. Total
ternak yang telah diberikan pengobatan tersebut sekitar 1.200 ekor dari obat yang dibeli menggunakan dana Rp70 tersebut.
"Obat itu habis, sehingga kita ajukan kembali dana Rp1,4 miliar untuk pembelian obat tambahan," tutur dia.
Berdasarkan data sementara, hingga saat ini total kasus PMK di Lombok Tengah secara kumulatif mencapai 20.055 ekor baik itu
sapi, kerbau, dan kambing. Dari puluhan ribu ekor ternak yang terkena wabah PMK, 9.876 ekor telah sembuh setelah dilakukan pengobatan secara medis maupun tradisional.
"Sisanya yang masih sakit atau terkena PMK sekitar 11 ribu ekor," ujar dia.
Ia mengatakan kasus PMK saat ini terus melonjak, sehingga pemerintah pusat telah menetapkan Kabupaten Lombok Tengah sebagian daerah wabah PMK. Dengan adanya penetapan tersebut, semua pasar hewan hingga saat ini belum bisa dibuka kembali.
Selain itu, untuk mencegah penyebaran wabah PMK, pemerintah daerah telah mulai melakukan kegiatan vaksinasi tahap pertama dan pengobatan masal kepada ternak yang terkena PMK.
"Pergerakan ternak itu masih diperketat dengan menutup pasar hewan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)