Lansia berisiko dengan penyakit bawaan mengikuti vaksinasi Covid-19 di Islamic Center Brebes, Jumat, 27 Agustus 2021. (Medcom.id/Kuntoro Tayubi)
Lansia berisiko dengan penyakit bawaan mengikuti vaksinasi Covid-19 di Islamic Center Brebes, Jumat, 27 Agustus 2021. (Medcom.id/Kuntoro Tayubi)

22,2 Juta Warga Jateng Belum Divaksin

Kuntoro Tayubi • 27 Agustus 2021 17:50
Brebes: Capaian vaksinasi covid-19 di Jawa Tengah hingga kini masih 23 persen atau baru 6,5 juta orang. Capaian itu masih jauh dari target sasaran atau orang yang harus divaksin yang jumlahnya mencapai 28,7 juta orang. 
 
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, untuk menjangkau lebih banyak sasaran vaksin, pemerintah akan mendekatkan layanan vaksin terhadap kelompok berisiko penyakit kronis sebanyak 1.592.000 orang.
 
"Ada kelompok rentan, yaitu lansia dan penderita komorbid yang harus dipercepat. Kalau bisa 100 persen segera. Sebab jumlahnya cukup banyak, namanya lansia dan banyak yang jompo, mereka tidak bisa datang ke tempat-tempat vaksin. Mereka susah untuk berjalan dan juga penderita komorbid," kata Yulianto Prabowo di Islamic Center Brebes, Jumat, 27 Agustus 2021.

Yulianto menjelaskan, vaksinasi lansia kelompok rentan dilakukan faslilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Vaksinasi lansia kelompok rentan ini dilakukan untuk menurunkan angka kematian akibat covid-19. Menurutnya, kematian tersebut mayoritas adalah lansia, pra lansia dan penderita komorbid.
 
"Kalau tingkat pertama berarti dekat dengan masyarakat. Entah itu klinik, dokter praktik perorangan, puskesmas, itu tersebar di seluruh desa atau kecamatan. Jumlah lansia di Jawa Tengah yang harus divaksin mencapai 3,6 juta orang, ada 1.592.000 di antaranya lansia kelompok berisiko harus divaksin," jelasnya. 
 
Dia melanjutkan, capaian vaksinasi di Jawa Tengah jika dilihat per kabupaten/kota, masing-masing sudah ada yang di atas 50 persen dan ada pula yang masih di bawah 50 persen. Di Kabupaten Brebes, yang prosentasenya baru 12,8 persen dan termasuk masih rendah. Hal itu karena jumlah penduduk Kabupaten Brebes cukup banyak. 
 
Baca: Vaksinasi Guru di Sumsel Sudah Mencapai 85%
 
Di Brebes, sambung dia, jika dilihat dari prosentasenya masih rendah. Namun jika dilihat dari jumlah orang yang divaksin sebenarnya sudah banyak, bahkan masuk 10 besar. 
 
Sementara jumlah penduduk Brebes sampai 2 juta orang, dan daerah lain rata-rata paling hanya 1 juta orang, sehingga cakupannya masih rendah. 
 
"Brebes punya PR untuk memvaksin lebih banyak lagi, karena memang penduduknya juga banyak. Selama ini pengiriman vaksin itu bertahap dan kita mendapat jatah vaksin itu terbatas," ujarnya.
 
Kepala Dinas Kesehatan Brebes, Sri Gunadi Parwoko mengatakan, di Kabupaten Brebes ada 1.950 lansia berisiko yang harus segera divaksin covid-19. Mereka adalah kelompok berisiko dengan penyakit diabetes militus dan hipertensi atau darah tinggi. Masing-masing puskesmas di tambah satu klinik akan memvaksin 50 lansia berisiko tersebut. 
 
Gunadi menyebut, penyebab utama rendahnya capaian vaksin di Kabupaten Brebes lantaran jumlah penduduk yang banyak. Sedangkan ketersediaan vaksin terbatas dan distribusinya bertahap. 
 
Ia pun tak menampik ada faktor lain rendahnya capaian vaksinasi, di antaranya lansia dan ibu hamil yang menolak divaksin. "Ada penolakan vaksin yang harus diedukasi, misalnya di ibu hamil, dan lansia. Tapi itu golongan yang tidak begitu banyak. Tapi kalau masyarakat umum antusiasnya masih tinggi. Penyebab utamanya itu amunisinya atau calonnya yang terbatas," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan