medcom.id, Batam: Pejabat Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, gerah dengan kedatangan pekerja seks komersial (PSK) dari luar negeri. Para PSK beroperasi dengan menggunakan visa sebagai turis.
"Bagaimana mau jadi kota Madani, jika Batam diserbu pekerja seks komersial dari negara asing. Ini harus dihentikan demi kebaikan bersama," kata Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan, Rabu (18/2).
Pemkot Batam, kata Dahlan, harus membuang citra jelek sebagai daerah 'esek-esek'. Namun, Batam adalah kota industri yang membutuhkan investasi dari pihak asing.
Dia berharap agar Kantor Imigrasi Batam melakukan razia, di tempat-tempat hiburan di Batam. Sebab, para PSK tersebut pasti menggunaka visa turis untuk bekerja di Batam.
Berdasarkan penelusurandi sejumlah tempat hiburan di Batam, para PSK berasal dari beberapa negara seperti Tiongkok, Turki, dan Thailand. Sebagian besar mereka beroperasi di tempat hiburan di kawasan Nagoya.
Beberapa pengelola mengaku PSK asing membawa untung. "Umumnya pelanggan yang datang dari luar daerah pasti membooking PSK dari Turki, karena mereka lebih cantik dan penampilannya menarik," kata Apoy salah seorang pengelola tempat hiburan malam di kawasan yang berdekatan dengan City Walk Nagoya.
Sedangkan tarif yang dikenakan untuk PSK asing mulai dari harga Rp10 juta sampai Rp20 juta per malam. Sedangkan untuk dipakai short time lelaki hidung belang harus merogoh kocek Rp5 juta hingga Rp10 juta.
Hal senada juga dikatakan Along salah seorang pengelola tempat hiburan malam, khusus pejabat dan anggota dewan mereka umumnya melakukan transaksi di resort seperti di Lagoi dan sejumlah resort yang tersebar di Batam.
"Pejabat suka yang besar-besar. Umumnya mereka melakukan transaksi via telpon. Kami tinggal menghantarkan pesanan," katanya.
Sementara itu, Kepala Imigrasi Batam Erna Yunanti Murni, ketika dikonfirmasi mengenai visa turis yang digunakan para PSK asing di Batam, tidak berkomentar.
medcom.id, Batam: Pejabat Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, gerah dengan kedatangan pekerja seks komersial (PSK) dari luar negeri. Para PSK beroperasi dengan menggunakan visa sebagai turis.
"Bagaimana mau jadi kota Madani, jika Batam diserbu pekerja seks komersial dari negara asing. Ini harus dihentikan demi kebaikan bersama," kata Wali Kota Batam, Ahmad Dahlan, Rabu (18/2).
Pemkot Batam, kata Dahlan, harus membuang citra jelek sebagai daerah 'esek-esek'. Namun, Batam adalah kota industri yang membutuhkan investasi dari pihak asing.
Dia berharap agar Kantor Imigrasi Batam melakukan razia, di tempat-tempat hiburan di Batam. Sebab, para PSK tersebut pasti menggunaka visa turis untuk bekerja di Batam.
Berdasarkan penelusurandi sejumlah tempat hiburan di Batam, para PSK berasal dari beberapa negara seperti Tiongkok, Turki, dan Thailand. Sebagian besar mereka beroperasi di tempat hiburan di kawasan Nagoya.
Beberapa pengelola mengaku PSK asing membawa untung. "Umumnya pelanggan yang datang dari luar daerah pasti membooking PSK dari Turki, karena mereka lebih cantik dan penampilannya menarik," kata Apoy salah seorang pengelola tempat hiburan malam di kawasan yang berdekatan dengan City Walk Nagoya.
Sedangkan tarif yang dikenakan untuk PSK asing mulai dari harga Rp10 juta sampai Rp20 juta per malam. Sedangkan untuk dipakai short time lelaki hidung belang harus merogoh kocek Rp5 juta hingga Rp10 juta.
Hal senada juga dikatakan Along salah seorang pengelola tempat hiburan malam, khusus pejabat dan anggota dewan mereka umumnya melakukan transaksi di resort seperti di Lagoi dan sejumlah resort yang tersebar di Batam.
"Pejabat suka yang besar-besar. Umumnya mereka melakukan transaksi via telpon. Kami tinggal menghantarkan pesanan," katanya.
Sementara itu, Kepala Imigrasi Batam Erna Yunanti Murni, ketika dikonfirmasi mengenai visa turis yang digunakan para PSK asing di Batam, tidak berkomentar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)