Pertunjukan budaya di Pembukaan Kedua Festival Lamaholot 2019 di Kiwang Ona, Adonara. Foto: Medcom.id/Sri Yanti Nainggolan.
Pertunjukan budaya di Pembukaan Kedua Festival Lamaholot 2019 di Kiwang Ona, Adonara. Foto: Medcom.id/Sri Yanti Nainggolan.

Festival Lamaholot 2019 Ingatkan Bangga pada Budaya Sendiri

Sri Yanti Nainggolan • 15 September 2019 02:16
Flores Timur: Pembukaan kedua Festival Lamaholot 2019 di Flores Timur diadakan di Desa Kiwang Ona, Adonara, pada Sabtu, 14 September 2019. Acara tersebut diharapkan dapat meningkatkan rasa bangga masyarakat pada budaya sendiri.
 
Sebelumnya, pembukaan Festival Lamaholot 2019 diadakan di desa Larantuka pada Rabu, 11 September. Bupati Flores Timur Antonius Hubertus Gege Hadjon kembali mengingatkan untuk tidak melupakan budaya sendiri.
 
"Pelaksanaan festival ini terutama bagi saya adalah untuk membangkitkan kembali rasa bangga masyarakat lama terhadap apa yang mereka miliki," tegas Anton dalam pembukaan Festival Lamaholot 2019, Sabtu, 14 September 2019. 

Ia juga mengajak seluruh masyarakat Flores Timur untuk memuliakan apa yang dimiliki, termasuk kesenian dan budaya. Salah satu bentuk nyata dari hal itu adalah keluarnya Peraturan Bupati tentang  penggunaan sarung atau pakaian berbahan tenun setiap Kamis bagi ASN dan pelajar.
 
Setali tiga uang, Direktur Festival Lamaholot 2019 Romo Thomas Labina juga setuju bahwa festival budaya tersebut bertujuan untuk semakin mencintai budaya sendiri. Kedatangan orang-orang luar yang tertarik dengan budaya Lamaholot diharapkan menyadarkan masyarakat lokal bahwa budaya adalah kebutuhan. 
 
Terkait pengadaan di dua tempat berbeda, Romo Thomas mengungkapkan bahwa setiap desa di Lamaholot memiliki ciri khas masing-masing. 
 
"Prinsip kita, semua komunitas adat akan disentuh sampai mereka merasakan ini adalah kegiatan mereka, mereka adalah pelaku," pungkas dia saat ditemui pada kesempatan yang sama.
 
Memang tak bisa dipungkiri bila secara waktu, tenaga, dan biaya lebih besar bila diadakan di dua tempat. Namun, Romo Thomas percaya bahwa pengenalan lebih spesifik seperti ini akan efektif mengenalkan nilai budaya.
 
"Festival budaya kalau hanya satu kali dan secara umum, dia kurang efektif. Sementara mengadakan di dua tempat berisiko waktu, tenaga, biaya. Tapi secara target yang mau dikejar, jauh lebih efektif dengan risiko tersebut," tandas dia. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan