Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, awan panas dan guguran lava terjadi lebih dari 200 kali pada 24-31 Maret 2023.
"Awan panas terjadi tiga kali ke barat daya atau Kali Bebeng. Luncuran (awan panas) terjauh terjadi 31 Maret sejauh 1.100 meter," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso di Yogyakarta, Sabtu, 1 April 2023.
Selain awan panas, guguran lava mendominasi. Setidaknya 211 kali guguran lava hingga kemarin. Luncuran terjauh guguran lava mencapai 1 kilometer.
"Pada kubah barat daya teramati adanya perubahan morfologi yang terjadi akibat adanya guguran dan awan panas guguran. Untuk kubah tengah tidak ada perubahan yang signifikan. Berdasarkan foto udara pada 13 Maret 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 1.686.200 meter persegi dan kubah tengah sebesar 2.312.100 meter persegi," ujarnya.
Baca juga: 7 Kelurahan di Lereng Gunung Merapi Perkuat Kapasitas Mitigasi |
Catatan kegempaan juga tercatat lebih dari 1.000 kali. Peristiwa kegempaan di Gunung Merapi selama sepekan terakhir yakni gempa awan panas 3 kali, gempa Vulkanik Dangkal (VTB) 57 kali, gempa Fase Banyak (MP) 242 kali, gempa Guguran (RF) 902 kali, dan gempa Tektonik (TT) 8 kali.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," ujar Agus.
Sampai saat ini Gunung Merapi masih berstatus siaga. Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas erupsu efusif, baik guguran lava maupun awan panas.
BPPTKG masih menetapkan radius aman aktivitas manusia sekitar 3-7 kilometer. Radius aman jarak 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi ini khusus di area hulu Sungai Bedog, Sungai Krasak, dan Sungai Bebeng.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News