Banyuwangi: Banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Banyuwangi sebagai dampak dari peralihan fungsi lahan di perbukitan di daerah Kalibaru.
"Banjir ini disebabkan pergeseran peruntukan lahan yang ada di dataran tinggi (gunung). Lahan hutan berubah menjadi lahan perkebunan dan persawahan. Pemanfaatan lahan hutan menjadi lahan perkebunan dan pertanian," kata Anggota komisi D DPRD Jawa Timur Martin Hamonangan di Surabaya, Rabu, 9 November 2022.
Perubahan peruntukan lahan tersebut membawa dampak pada resapan air hujan di dataran tinggi. Air hujan yang turun tidak dapat ditahan oleh tanaman yang ada di perkebunan.
Sehingga langsung terjun bebas ke bawah ke kawasan pemukiman. Martin mengatakan solusi untuk mengatasi hal tersebut diharapkan bagaimana pemanfaatan lahan hutan itu dibuatkan saluran drainase yang memadai.
"Jika sangat penting sekali, maka perlu dibuatkan embung disetiap wilayah yang selalu menjadi langganan banjir bandang,"jelasnya.
Adapun fungsi embung tersebut dapat menampung kelebihan air yang nantinya ketika musim kering bisa di manfaatkan untuk pengairan persawahan atau perkebunan.
"Itu harapan saya dan salah satu solusinya untuk mencegah banjir bandang tahunan. Namun, jika pemerintah propinsi kesulitan untuk merealisasikan embung-embung tersebut, tentunya juga dapat disinergikan dengan pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk pembiayaan," ucap dia.
Banjir menerjang Dusun Krajan, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, 3 November 2022. Akibat banjir tersebut, sejumlah rumah warga rusak hingga menyebabkan tiga jembatan penghubung putus.
Selain di Desa Kalibaru Wetan, banjir bandang juga merusak sejumlah fasilitas umum di desa lain di Kecamatan Kalibaru. BPBD Banyuwangi juga mencatat ada sejumlah kendaraan yang hanyut akibat diiterjang banjir. Bahkan belasan ternak warga juga hilang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Banyuwangi:
Banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Banyuwangi sebagai dampak dari
peralihan fungsi lahan di perbukitan di daerah Kalibaru.
"Banjir ini disebabkan pergeseran peruntukan lahan yang ada di dataran tinggi (gunung). Lahan hutan berubah menjadi lahan perkebunan dan persawahan. Pemanfaatan lahan hutan menjadi lahan perkebunan dan pertanian," kata Anggota komisi D DPRD
Jawa Timur Martin Hamonangan di Surabaya, Rabu, 9 November 2022.
Perubahan peruntukan lahan tersebut membawa dampak pada resapan air hujan di dataran tinggi. Air hujan yang turun tidak dapat ditahan oleh tanaman yang ada di perkebunan.
Sehingga langsung terjun bebas ke bawah ke kawasan pemukiman. Martin mengatakan solusi untuk mengatasi hal tersebut diharapkan bagaimana pemanfaatan lahan hutan itu dibuatkan saluran drainase yang memadai.
"Jika sangat penting sekali, maka perlu dibuatkan embung disetiap wilayah yang selalu menjadi langganan banjir bandang,"jelasnya.
Adapun fungsi embung tersebut dapat menampung kelebihan air yang nantinya ketika musim kering bisa di manfaatkan untuk pengairan persawahan atau perkebunan.
"Itu harapan saya dan salah satu solusinya untuk mencegah banjir bandang tahunan. Namun, jika pemerintah propinsi kesulitan untuk merealisasikan embung-embung tersebut, tentunya juga dapat disinergikan dengan pemerintah kabupaten Banyuwangi untuk pembiayaan," ucap dia.
Banjir menerjang Dusun Krajan, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis, 3 November 2022. Akibat banjir tersebut, sejumlah rumah warga rusak hingga menyebabkan tiga jembatan penghubung putus.
Selain di Desa Kalibaru Wetan, banjir bandang juga merusak sejumlah fasilitas umum di desa lain di Kecamatan Kalibaru. BPBD Banyuwangi juga mencatat ada sejumlah kendaraan yang hanyut akibat diiterjang banjir. Bahkan belasan ternak warga juga hilang.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news
Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)