Kesiapan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang baik semakin memantapkan Penajam Paser Utara sebagai ibu kota masa depan (Foto:Dok.Metro TV)
Kesiapan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang baik semakin memantapkan Penajam Paser Utara sebagai ibu kota masa depan (Foto:Dok.Metro TV)

Masyarakat Penajam Paser Utara Akrab dengan Internet

Gervin Nathaniel Purba • 22 Desember 2020 19:07
Penajam Paser Utara: Masyarakat Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, tak kesulitan mengakses internet. Kesiapan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang baik semakin memantapkan Penajam Paser Utara sebagai ibu kota masa depan.
 
Aktivitas masyarakat di sana semakin termudahkan dengan kelancaran jaringan internet. Bahkan daerah wisata yang tadinya tidak begitu ramai, sekarang menjadi menarik perhatian wisata.
 
Seperti kawasan hutan mangrove di Kelurahan Kampung Baru. Hutan seluas lebih dari 30 hektare (ha) ini dimanfaatkan sebagai destinasi ecowisata.

Sekretari Lurah Kampung Baru Achmad Fitriady mengatakan, pihaknya mengandalkan media sosial untuk mempromosikan kawasan hutan mangrove. Sejak dibentuk pada 2017, jumlah wisatawan terus meningkat.
 
"Dengan menggunakan media sosial banyak perubahan drastis dari jumlah pengunjung," ujar Achmad, dalam program BAKTI untuk Negeri Metro TV.
 
Sebelum ada internet, kawasan Kelurahan Kampung Baru sangat sulit melakukan komunikasi. Untuk mencari sinyal harus ke tempat tinggi. Beruntung BAKTI Kominfo memberikan bantuan satelit agar warga setempat bisa menikmati internet.
 
"Kami menikmati internet secara gratis akhir 2019," ujar Achmad.
 
Selain membantu warga Kampung Baru, jaringan internet juga sudah terasa manfaatnya oleh warga Desa Maridan, Kecamatan Sepaku. Desa tersebut menjadi salah satu dari enam desa yang termasuk dalam kawasan ibukota negara.
 
Nur Fitriani, warga Desa Maridan mengaku sangat terbantukan dengan adanya jaringan internet. Terlebih anaknya berusia tiga tahun bisa menikmati tontonan Youtube sebagai media penghibur.
 
"Enak jadi bisa nonton di rumah. Tidak perlu maen ke luar rumah (karena pandemi)," kata Nur.
 
Sementara itu, warga Desa Maridan lainnya, Asniya, mengandalkan jaringan internet untuk memasarkan tanaman hiasnya. Dia kerap menjualnya melalui Facebook dan WhatsApp.
 
"Kalau ada yang komen, beli, tinggal jual," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan