Warga melintas di jalan yang digenangi air akibat meluapnya Sungai Citanduy dan Cikidang di Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya. (Foto: MI/Kristiadi)
Warga melintas di jalan yang digenangi air akibat meluapnya Sungai Citanduy dan Cikidang di Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya. (Foto: MI/Kristiadi)

Sungai Citanduy dan Cikidang Meluap Lagi, Permukiman Warga Kebanjiran

Media Indonesia.com • 25 Maret 2021 09:43
Tasikmalaya: Hujan deras yang terjadi pada Rabu sore, 24 Maret 2021, hingga malam hari menyebabkan dua aliran Sungai Citanduy dan Sungai Cikidang meluap dan merendam ratusan rumah penduduk berada di Kampung Mekarsari, Hegarsari, Bojongsoban, Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sampai saat ini air belum surut.
 
Ratusan rumah di tiga kampung masih terendam banjir setinggi 60 sentimeter hingga mencapai 1 meter lebih. Namun warga memilih bertahan di rumah yang dikepung banjir. Peristiwa banjir itu tidak menyebabkan korban jiwa. Namun petani merugi karena lahan pertanian terendam.
 
Kepala Desa Tanjungsari, Amas, mengatakan hujan deras dalam waktu lama mengakibatkan Sungai Citanduy dan Cikidang meluap dan menggenangi ratusan rumah dengan ketinggian air rata-rata antara 20, 60, sampai satu meter.

Baca juga: RHU di Surabaya Boleh Buka Setelah Dapat Asesmen
 
"Banjir paling parah terjadi di Kampung Bojongsoban, Hegarsari dengan ketinggian 60 sentimeter sampai satu meter. Sedangkan di lokasi lainnya hanya mencapai 20-40 cm. Masyarakat masih tetap menunggu air surut. Ada sebagian orang membersihkan lumpur dan sampah," kata Amas, Kamis, 25 Maret 2021.
 
Menurut Amas, banjir yang sering terjadi di Kecamatan Sukaresik tak hanya merendam ratusan rumah di tiga kampung tetapi puluhan areal persawahan milik masyarakat dipastikan gagal panen.
 
Banyak gabah dan tanaman padi hanyut terbawa arus sungai. Ada juga padi baru tanam juga rusak diterjang banjir.
 
"Sebagian warga masih berupaya melakukan penjemuran kasur, bantal dan material lainnya tapi ada juga yang belum melakukanya karena genangan air masih tinggi. Banjir yang terjadi pada 2020-2021 telah terjadi empat kali. Banyak warga masih bertahan dan sebagian dari mereka melakukan ronda terutama mewaspadai meluapnya air dari dua sungai," imbuhnya. (Kristiadi)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan