Posko ruang tunggu untuk keluarga jenazah penumpang AirAsia di RS Bhayangkara Mapolda Jatim, Metrotv/ Catur Irawan
Posko ruang tunggu untuk keluarga jenazah penumpang AirAsia di RS Bhayangkara Mapolda Jatim, Metrotv/ Catur Irawan

DVI Polda Jatim belum Ungkap Waktu Kematian Korban AirAsia

Afwan Abdul Basit • 06 Januari 2015 11:29
medcom.id, Surabaya: Waktu kematian korban AirAsia QZ8501 belum diketahui. Sementara tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim dan Mabes Polri belum mau mengungkapkan waktu kematian korban pesawat yang hilang kontak pada Minggu, 28 Desember 2014, tersebut.
 
Direktur Eksekutif DVI Mabes Polri, Kombes Anton Castiliani, mengatakan waktu hembusan napas terakhir para korban diperkirakan dengan teknik identifikasi pada jenazah. Tapi, lanjutnya, informasi itu akan disampaikan terlebih dahulu kepada Komite Nasional Kecelakaan Transportasi sebagai bahan investigasi kecelakaan QZ8501.
 
"Semua informasi yang kami miliki nanti akan disiarkan ke KNKT maupun Basarnas, dan Kemenhub. Kalau memang diperlukan, kami siap menginformasikan," kata Anton di Posko Mortem Markas Polda Jawa Timur, Jalan Ahmad Yani, Selasa (6/1/2015).

Hari ini, tim DVI Mabes Polri dan Polda Jatim juga kedatangan tenaga ahli bantuan dari Uni Emirat Arab dan Korea Selatan, Selasa (6/1/2015). Tenaga ahli UEA berjumlah lima orang dan Korea Selatan satu dari tujuh orang yang direncanakan datang.
 
Selain bantuan ahli dari UEA dan Korsel, tim DVI juga telah kedatangan tenaga ahli kedokteran forensik dari Singapura dan Australia. Besok, tim DVI juga kedatangan ahli forensik dari Malaysia.
 
Mereka akan bekerja seperti tim DVI Mabes Polri dan Polda Jatim, mengidentifikasi seluruh jenazah yang ditemukan. "Masing-masing negara mengirimkan 4-6 orang," ujar Anton.
 
Sementara itu, tim DVI yang bekerja di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya telah menerima 37 jenazah penumpang AirAsia QZ8501 yang dikirim dari Pangkalan Bun, hingga malam tadi. Sebanyak 13 jenazah telah diserahkan kepada keluarga, sementara 24 jenazah lainnya masih dalam proses identifikasidan berada di kontainer pendingin.
 
"Pembusukan menghambat proses identifikasi yang menggunakan zat kimia, karena itu kami menggunakan proses pendinginan, tidak ada yang lain," ujar Anton.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan