medcom.id, Sebatik: Penjaga tapal batas memiliki banyak kisah untuk dibagi, baik suka mau pun duka. Tak jarang, jenuh menghampiri petugas jaga karena jauh dari keluarga. Jenuh pun berhasil diusir oleh kedekatan dan keakraban warga-warga di sekitar perbatasan.
Prada Wiranto (22) salah satunya, seorang anggota Kostrad Kariango yang bertugas menjaga wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia di patok 3, Pos Aji Kuning, Sebatik Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara. Selama menjalankan tugas, banyak suka dan duka yang dirasakan Wiranto. Prajurit TNI itu mengaku sempat jenuh dengan tugas yang sudah ditekuninya selama sembilan bulan itu.
Namun, jenuh bisa diusir oleh suasana harmonis dari warga sekitar. "Kayak ada jenuh, tapi di sini ramai enggak kayak pos-pos yang lain. Masyarakat pun di sini kayak keluarga," ujar Wiranto saat ditemui Metrotvnews.com di posnya, Sabtu (2/5/2015).
Dibekali senjata laras panjang, Wiranto dan ketiga rekannya menjadi salah satu pilar di perbatasan Indonesia. Setiap orang yang masuk ke wilayah Indonesia diperiksa dengan ketat. Tak jarang, Wiranto mendapati warga Indonesia mau pun Malaysia yang ingin melintas membawa narkoba.
"Kemarin hampir lolos. Di dalam HP itu baterainya diganti sabu-sabu. Di Tanjung Aru juga pernah narkoba dibawa pakai fix (alat bantu pernafasan ketika flu) jumlahnya 44," papar Wiranto.
Selain narkoba, pelanggaran hukum yang banyak terjadi di wilayah perbatasan adalah TKI dan minuman keras. Untuk TKI, lanjut Wiranto, kebanyakan dari mereka tak membawa paspor. "Mereka (TKI) bilangnya paspor banyak ditahan kompeni (sebutan untuk majikan). Mereka cuma bawa paspor fotocopy," tuturnya.
Wiranto dan teman-temannya pun pernah menangkap seorang warga Indonesia membawa 56 botol miras. Botol-botol itu disembunyikan ke dalam dus minyak goreng. "Kalau minyak goreng kan biasanya lembek gitu, tapi ini kok waktu diangkat ada suara botol kaca gitu. Waktu dicek ternyata miras. Langsung dibawa ke pos polisi Aji Kuning terus dibawa ke Nunukan," jelas Wiranto.
Sebatik memiliki sebutan pulau dua tuan. Pulau di utara Kalimantan ini menjadi milik dua negara, Indonesia dan Malaysia. Bagian selatan pulau dimiliki Indonesia, sedangkan utara dimiliki Malaysia.
Di sepanjang perbatasan diletakkan 18 patok yang setiap posnya dijaga empat personel TNI. Di Kecamatan Sebatik Tengah sendiri, ada empat pos, yakni di Desa Aji Kuning, Desa Tanjung Aru, Desa Bukit Keramat, dan Sei Kaca.
medcom.id, Sebatik: Penjaga tapal batas memiliki banyak kisah untuk dibagi, baik suka mau pun duka. Tak jarang, jenuh menghampiri petugas jaga karena jauh dari keluarga. Jenuh pun berhasil diusir oleh kedekatan dan keakraban warga-warga di sekitar perbatasan.
Prada Wiranto (22) salah satunya, seorang anggota Kostrad Kariango yang bertugas menjaga wilayah perbatasan Indonesia dan Malaysia di patok 3, Pos Aji Kuning, Sebatik Tengah, Nunukan, Kalimantan Utara. Selama menjalankan tugas, banyak suka dan duka yang dirasakan Wiranto. Prajurit TNI itu mengaku sempat jenuh dengan tugas yang sudah ditekuninya selama sembilan bulan itu.
Namun, jenuh bisa diusir oleh suasana harmonis dari warga sekitar. "Kayak ada jenuh, tapi di sini ramai enggak kayak pos-pos yang lain. Masyarakat pun di sini kayak keluarga," ujar Wiranto saat ditemui
Metrotvnews.com di posnya, Sabtu (2/5/2015).
Dibekali senjata laras panjang, Wiranto dan ketiga rekannya menjadi salah satu pilar di perbatasan Indonesia. Setiap orang yang masuk ke wilayah Indonesia diperiksa dengan ketat. Tak jarang, Wiranto mendapati warga Indonesia mau pun Malaysia yang ingin melintas membawa narkoba.
"Kemarin hampir lolos. Di dalam HP itu baterainya diganti sabu-sabu. Di Tanjung Aru juga pernah narkoba dibawa pakai fix (alat bantu pernafasan ketika flu) jumlahnya 44," papar Wiranto.
Selain narkoba, pelanggaran hukum yang banyak terjadi di wilayah perbatasan adalah TKI dan minuman keras. Untuk TKI, lanjut Wiranto, kebanyakan dari mereka tak membawa paspor. "Mereka (TKI) bilangnya paspor banyak ditahan kompeni (sebutan untuk majikan). Mereka cuma bawa paspor fotocopy," tuturnya.
Wiranto dan teman-temannya pun pernah menangkap seorang warga Indonesia membawa 56 botol miras. Botol-botol itu disembunyikan ke dalam dus minyak goreng. "Kalau minyak goreng kan biasanya lembek gitu, tapi ini kok waktu diangkat ada suara botol kaca gitu. Waktu dicek ternyata miras. Langsung dibawa ke pos polisi Aji Kuning terus dibawa ke Nunukan," jelas Wiranto.
Sebatik memiliki sebutan pulau dua tuan. Pulau di utara Kalimantan ini menjadi milik dua negara, Indonesia dan Malaysia. Bagian selatan pulau dimiliki Indonesia, sedangkan utara dimiliki Malaysia.
Di sepanjang perbatasan diletakkan 18 patok yang setiap posnya dijaga empat personel TNI. Di Kecamatan Sebatik Tengah sendiri, ada empat pos, yakni di Desa Aji Kuning, Desa Tanjung Aru, Desa Bukit Keramat, dan Sei Kaca.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)