Jakarta: Panasnya tensi politik menjelang Pemilu 2024 diharapkan tak mengganggu jalan roda perekonomian nasional. Stabilitas ekonomi penting untuk mewujudkan pembangunan nasional meski memasuki tahun politik.
Koordinator Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS), Anggawira, menyampaikan semangat dan harapannya kontestasi politik ini harus diselami dengan filosofi bertanding untuk bersanding dengan tujuan akhir yang sama. Yaitu demi mewujudkan perekonomian Indonesia yang lebih baik.
“Kita harus bersatu, tidak boleh terpecah belah karena tantangan mendatang adalah pembangunan ekonomi. Menjadi pekerjaan rumah bersama, bagaimana Indonesia dapat keluar dari middle income trap, bagaimana melanjutkan program hilirisasi yang telah digagas Presiden Jokowi, dan pada akhirnya, bagaimana peringkat daya saing global bisa terus naik,” kata Anggawira dalam rapat konsolidasi REPNAS di Jakarta, Kamis, 2 November 2023.
Dalam upaya mewujudkan visi ini, Anggawira juga menegaskan pentingnya peran pengusaha sebagai penggerak ekonomi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terbesar dalam perekonomian dunia pada 2045, atau yang dikenal dengan sebutan “Indonesia Emas 2045”.
“Untuk mewujudkan visi ini, kita harus menciptakan pengusaha-pengusaha yang berperan sebagai penggerak ekonomi, bukan hanya di Jawa saja, tetapi juga di daerah-daerah. Program dana desa, yang saat ini mencapai Rp2 miliar, mungkin bisa kita tingkatkan, tetapi tanpa peran aktif pengusaha, dana desa hanya akan berakhir sebagai konsumsi semata. Oleh karena itu, kita perlu mendorong sektor produktif dan memaksimalkan peran koperasi,” ungkap Sekjen BPP HIPMI itu.
Anggawira berharap semangat, kerja sama, dan pemahaman bersama yang diungkapkan dalam rapat konsolidasi ini menjadi landasan bagi perubahan positif dalam perekonomian Indonesia.
“REPNAS berharap kerja sama antara para pengusaha muda dan para pemimpin politik akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera. Terlepas warna dan pilihan politik, yang namanya pengusaha pasti ada saja irisannya. Kalau pun belum ada irisan sekarang, mana tahu di hari depan. Maka dari itu, dengan kekuatan ekonomi Indonesia di Asia maupun dunia, pengusaha harus tetap bahu-membahu memajukan ekonomi bangsa,” jelasnya.
Di kesempatan yang sama, dalam upaya mendukung jalannya pesta demokrasi, Ketua REPNAS 2019, Eka Sastra, berbagi pengalaman suksesnya Pilpres 2019 lalu.
“Bagaimana ide-ide ekonomi dan pemikiran pengusaha dapat menjadi bagian utama dalam kebijakan yang mendukung kemajuan Indonesia. Bagaimana kita bisa menyatukan seluruh energi dan potensi besar bangsa ini," tutur Eka.
Hal senada disampaikan politikus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono, menyampaikan ekonomi Pancasila harus menjadi pemahaman semua kontestan Pilpres 2024. Ini bukan hanya tentang mendorong sektor swasta, tetapi juga mengakui peran penting bahan usaha lain seperti koperasi.
"Oleh karena itu, badan usaha swasta, BUMN, dan badan usaha koperasi harus bersatu demi kemajuan bersama,” ungkap Ferry.
Jakarta: Panasnya tensi politik menjelang
Pemilu 2024 diharapkan tak mengganggu jalan roda perekonomian nasional. Stabilitas ekonomi penting untuk mewujudkan
pembangunan nasional meski memasuki tahun politik.
Koordinator Relawan Pengusaha Muda Nasional (REPNAS), Anggawira, menyampaikan semangat dan harapannya kontestasi politik ini harus diselami dengan filosofi bertanding untuk bersanding dengan tujuan akhir yang sama. Yaitu demi mewujudkan perekonomian Indonesia yang lebih baik.
“Kita harus bersatu, tidak boleh terpecah belah karena tantangan mendatang adalah
pembangunan ekonomi. Menjadi pekerjaan rumah bersama, bagaimana Indonesia dapat keluar dari
middle income trap, bagaimana melanjutkan program hilirisasi yang telah digagas Presiden Jokowi, dan pada akhirnya, bagaimana peringkat daya saing global bisa terus naik,” kata Anggawira dalam rapat konsolidasi REPNAS di Jakarta, Kamis, 2 November 2023.
Dalam upaya mewujudkan visi ini, Anggawira juga menegaskan pentingnya peran pengusaha sebagai penggerak ekonomi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terbesar dalam perekonomian dunia pada 2045, atau yang dikenal dengan sebutan “Indonesia Emas 2045”.
“Untuk mewujudkan visi ini, kita harus menciptakan pengusaha-pengusaha yang berperan sebagai penggerak ekonomi, bukan hanya di Jawa saja, tetapi juga di daerah-daerah. Program dana desa, yang saat ini mencapai Rp2 miliar, mungkin bisa kita tingkatkan, tetapi tanpa peran aktif pengusaha, dana desa hanya akan berakhir sebagai konsumsi semata. Oleh karena itu, kita perlu mendorong sektor produktif dan memaksimalkan peran koperasi,” ungkap Sekjen BPP HIPMI itu.
Anggawira berharap semangat, kerja sama, dan pemahaman bersama yang diungkapkan dalam rapat konsolidasi ini menjadi landasan bagi perubahan positif dalam perekonomian Indonesia.
“REPNAS berharap kerja sama antara para pengusaha muda dan para pemimpin politik akan membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera. Terlepas warna dan pilihan politik, yang namanya pengusaha pasti ada saja irisannya. Kalau pun belum ada irisan sekarang, mana tahu di hari depan. Maka dari itu, dengan kekuatan ekonomi Indonesia di Asia maupun dunia, pengusaha harus tetap bahu-membahu memajukan ekonomi bangsa,” jelasnya.
Di kesempatan yang sama, dalam upaya mendukung jalannya pesta demokrasi, Ketua REPNAS 2019, Eka Sastra, berbagi pengalaman suksesnya Pilpres 2019 lalu.
“Bagaimana ide-ide ekonomi dan pemikiran pengusaha dapat menjadi bagian utama dalam kebijakan yang mendukung kemajuan Indonesia. Bagaimana kita bisa menyatukan seluruh energi dan potensi besar bangsa ini," tutur Eka.
Hal senada disampaikan politikus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono, menyampaikan ekonomi Pancasila harus menjadi pemahaman semua kontestan Pilpres 2024. Ini bukan hanya tentang mendorong sektor swasta, tetapi juga mengakui peran penting bahan usaha lain seperti koperasi.
"Oleh karena itu, badan usaha swasta, BUMN, dan badan usaha koperasi harus bersatu demi kemajuan bersama,” ungkap Ferry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)