medcom.id, Denpasar: Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, Bali, melakukan peletakan batu pertama monumen untuk mengenang Angeline, bocah berusia delapan tahun yang menjadi korban kekerasan berujung kematian. Monumen itu bertujuan melambangkan perjuangan menentang kekerasan terhadap anak-anak Indonesia.
Kasubag Humas Pemkot Denpasar I Dewa Gede Rai dan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Aris Merdeka Sirait menghadiri acara yang berlangsung di depan rumah di Jalan Sedap Malam 26 Denpasar, Senin 27 Juli.
Di rumah itulah, Angeline tinggal bersama orangtuanya. Pada 16 Mei 2015, Angeline dilaporkan hilang. Tapi pada 10 Juni 2015, Angeline ditemukan di belakang rumahnya dalam kondisi tak bernyawa dan terkubur dalam sebuah lubang.
"Intinya, pembangunan Monumen Angeline ini sudah menjadi komitmen bersama dari semua pihak, termasuk Komnas PA," kata Dewa Rai.
Dewa Rai mengatakan membutuhkan dana lebih Rp1 miliar untuk membuat monumen. Pihaknya masih membicarakan cara untuk mendapatkan dana tersebut.
Selain itu, kata Dewa Rai, pihaknya akan meratakan rumah milik ibu angkat Angeline, Margriet C Megawe, itu. Margriet kini berhadapan dengan hukum. Ia ditetapkan sebagai tersangka kasus penelantaran dan pembunuhan yang menewaskan Angeline.
Dewa Rai berencana membangun taman kota di area itu. Desainnya belum final tapi konsepnya semacam taman antikekerasan terhadap anak atau napak tilas mengenang kasus kematian Angeline.
Ketua Komnas PA Aris Merdeka Sirait mengatakan pembangunan monumen dimulai pada Agustus 2015. Ia berharap monumen itu mengingatkan orang dewasa untuk menyayangi dan melindungi anak-anak.
"Bali adalah simbol perdamaian dunia, simbol tidak adanya kekerasan terhadap anak Indonesia dan dunia," kata Aris.
Acara itu disaksikan ratusan orang yang menamakan diri mereka sebagai Laskar Bali. Anggota komunitas Motor Gede Indonesia pun hadir dalam acara tersebut.
medcom.id, Denpasar: Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar, Bali, melakukan peletakan batu pertama monumen untuk mengenang Angeline, bocah berusia delapan tahun yang menjadi korban kekerasan berujung kematian. Monumen itu bertujuan melambangkan perjuangan menentang kekerasan terhadap anak-anak Indonesia.
Kasubag Humas Pemkot Denpasar I Dewa Gede Rai dan Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Aris Merdeka Sirait menghadiri acara yang berlangsung di depan rumah di Jalan Sedap Malam 26 Denpasar, Senin 27 Juli.
Di rumah itulah, Angeline tinggal bersama orangtuanya. Pada 16 Mei 2015, Angeline dilaporkan hilang. Tapi pada 10 Juni 2015, Angeline ditemukan di belakang rumahnya dalam kondisi tak bernyawa dan terkubur dalam sebuah lubang.
"Intinya, pembangunan Monumen Angeline ini sudah menjadi komitmen bersama dari semua pihak, termasuk Komnas PA," kata Dewa Rai.
Dewa Rai mengatakan membutuhkan dana lebih Rp1 miliar untuk membuat monumen. Pihaknya masih membicarakan cara untuk mendapatkan dana tersebut.
Selain itu, kata Dewa Rai, pihaknya akan meratakan rumah milik ibu angkat Angeline, Margriet C Megawe, itu. Margriet kini berhadapan dengan hukum. Ia ditetapkan sebagai tersangka kasus penelantaran dan pembunuhan yang menewaskan Angeline.
Dewa Rai berencana membangun taman kota di area itu. Desainnya belum final tapi konsepnya semacam taman antikekerasan terhadap anak atau napak tilas mengenang kasus kematian Angeline.
Ketua Komnas PA Aris Merdeka Sirait mengatakan pembangunan monumen dimulai pada Agustus 2015. Ia berharap monumen itu mengingatkan orang dewasa untuk menyayangi dan melindungi anak-anak.
"Bali adalah simbol perdamaian dunia, simbol tidak adanya kekerasan terhadap anak Indonesia dan dunia," kata Aris.
Acara itu disaksikan ratusan orang yang menamakan diri mereka sebagai Laskar Bali. Anggota komunitas Motor Gede Indonesia pun hadir dalam acara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(RRN)