Batang: Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dalam rangkaian memperingati Tahun Baru 1 Muharam 1445 Hijriah atau Malam 1 Sur melakukan penjamasan 70 pusaka terdiri atas 55 tombak termasuk Pusaka Tombak Abirawa, 14 keris, dan 1 pedang yang mulai dilakukan sejak Selasa malam, 18 Juli 2023, dan Rabu, 19 Juli 2023.
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan bahwa peringatan Malam 1 Sura ini sebagai upaya menguri-nguri atau melestarikan budaya penjamasan pusaka yang dimiliki pemerintah daerah.
"Penjamasan yang berarti memandikan, membersihkan, dan merawat ini sebagai wujud terima kasih menandai karya generasi pendahulu tetap diketahui oleh generasi berikutnya," kata dia, Rabu, 19 Juli 2023.
Dengan melestarikan budaya penjamasan Pusaka Tombak Abirawa, kata dia, maka akan mempunyai jaringan rasa ikatan batin terhadap sejarah dan makna dibalik benda pusaka itu.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Bambang Suryantoro Sudibyo mengatakan penjamasan Pusaka Tombak Abirawa telah dilakukan pada Malam 1 Sura, kemudian pusaka lainnya dilanjutkan pada Rabu pagi.
Kegiatan penjamasan pusaka, kata dia, dilakukan setiap setahun sekali yaitu pada Malam 1 Sura menggunakan air kelapa dan bunga melati.
"Proses penjamasan, pusaka direndam ke dalam kuali berisi air kelapa dan bunga melati untuk menghilangkan minyak dan karat yang menempel pada puluhan pusaka itu," terang dia.
Pada kegiatan Malam 1 Sura ini juga dilengkapi dengan kirab Pusaka Tombak Abirawa yang dibawakan oleh ahli waris dan ada penyerahan langsung pusaka Tombak Abirawa oleh Penjabat Bupati Batang dengan Ahli Waris.
Batang: Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, dalam rangkaian memperingati Tahun Baru 1 Muharam 1445 Hijriah atau Malam 1 Sur melakukan
penjamasan 70 pusaka terdiri atas 55 tombak termasuk Pusaka Tombak Abirawa, 14 keris, dan 1 pedang yang mulai dilakukan sejak Selasa malam, 18 Juli 2023, dan Rabu, 19 Juli 2023.
Penjabat Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan bahwa peringatan Malam 1 Sura ini sebagai upaya
menguri-nguri atau melestarikan budaya penjamasan pusaka yang dimiliki pemerintah daerah.
"Penjamasan yang berarti memandikan, membersihkan, dan merawat ini sebagai wujud terima kasih menandai karya generasi pendahulu tetap diketahui oleh generasi berikutnya," kata dia, Rabu, 19 Juli 2023.
Dengan melestarikan budaya penjamasan Pusaka Tombak Abirawa, kata dia, maka akan mempunyai jaringan
rasa ikatan batin terhadap sejarah dan makna dibalik benda pusaka itu.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang Bambang Suryantoro Sudibyo mengatakan penjamasan Pusaka Tombak Abirawa telah dilakukan pada Malam 1 Sura, kemudian pusaka lainnya dilanjutkan pada Rabu pagi.
Kegiatan penjamasan pusaka, kata dia, dilakukan setiap setahun sekali yaitu pada Malam 1 Sura menggunakan air kelapa dan bunga melati.
"Proses penjamasan, pusaka direndam ke dalam
kuali berisi air kelapa dan bunga melati untuk menghilangkan minyak dan karat yang menempel pada puluhan pusaka itu," terang dia.
Pada kegiatan Malam 1 Sura ini juga dilengkapi dengan kirab Pusaka Tombak Abirawa yang dibawakan oleh ahli waris dan ada penyerahan langsung pusaka Tombak Abirawa oleh Penjabat Bupati Batang dengan Ahli Waris.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)