Denpasar: Pemerintah Provinsi melalui Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, berupaya menurunkan angka stunting atau gagal tumbuh kembang hingga 9,28 persen di tahun 2022 dengan angka saat ini 10,9 persen.
"Angka-angka ini bukan hal yang memalukan, namun akan menjadi pemacu bagi kader TP PKK Provinsi Bali dan juga TP PKK kabupaten, kecamatan hingga desa untuk lebih aktif turun ke lapangan dan menyambangi penderita stunting," kata Putri Suastini, di Denpasar, Rabu, 21 Juli 2022.
Suastini menyebut saat ini Bali masih menjadi provinsi dengan angka stunting terendah, namun dari sembilan kabupaten/kota yang ada masih terdapat empat kabupaten dengan kasus stunting yang tinggi.
Empat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Karangasem dengan balita penderita stunting sebanyak 22,9 persen, kemudian Kabupaten Klungkung 19,4 persen, Kabupaten Jembrana 14,3 persen dan disusul Kabupaten Bangli 11,8 persen berdasarkan catatan 2021.
"Penanganan penderita stunting dapat kita lakukan dengan lebih fokus kepada pemenuhan pada pemberian makan tambahan untuk mereka, sehingga setidaknya konsumsi makanan yang masuk ke tubuhnya menjamin untuk memberikan imun yang baik agar mereka tidak sakit karena virus-virus lain yang masuk dan berkembang di tubuhnya," jelasnya.
Langkah untuk meminimalisir angka stunting di Pulau Dewata dikatakan dapat diawali dari kader TP PKK kabupaten hingga desa, yaitu dengan membentuk kerja sama aktif dalam mengedukasi remaja, perempuan pra nikah, ibu hamil maupun pasca melahirkan agar menjaga kesehatan dengan mengatur pola makan, tidak mengonsumsi obat terlarang, meminimalisir paparan radiasi dari gadget dan mengurangi stres.
Denpasar: Pemerintah Provinsi melalui Ketua Tim Penggerak PKK
Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, berupaya menurunkan angka
stunting atau gagal tumbuh kembang hingga 9,28 persen di tahun 2022 dengan angka saat ini 10,9 persen.
"Angka-angka ini bukan hal yang memalukan, namun akan menjadi pemacu bagi kader TP PKK Provinsi Bali dan juga TP PKK kabupaten, kecamatan hingga desa untuk lebih aktif turun ke lapangan dan menyambangi penderita stunting," kata Putri Suastini, di Denpasar, Rabu, 21 Juli 2022.
Suastini menyebut saat ini Bali masih menjadi provinsi dengan
angka stunting terendah, namun dari sembilan kabupaten/kota yang ada masih terdapat empat kabupaten dengan kasus stunting yang tinggi.
Empat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Karangasem dengan balita penderita stunting sebanyak 22,9 persen, kemudian Kabupaten Klungkung 19,4 persen, Kabupaten Jembrana 14,3 persen dan disusul Kabupaten Bangli 11,8 persen berdasarkan catatan 2021.
"Penanganan penderita stunting dapat kita lakukan dengan lebih fokus kepada pemenuhan pada pemberian makan tambahan untuk mereka, sehingga setidaknya konsumsi makanan yang masuk ke tubuhnya menjamin untuk memberikan imun yang baik agar mereka tidak sakit karena virus-virus lain yang masuk dan berkembang di tubuhnya," jelasnya.
Langkah untuk meminimalisir angka stunting di Pulau Dewata dikatakan dapat diawali dari kader TP PKK kabupaten hingga desa, yaitu dengan membentuk kerja sama aktif dalam mengedukasi remaja, perempuan pra nikah, ibu hamil maupun pasca melahirkan agar menjaga kesehatan dengan mengatur pola makan, tidak mengonsumsi obat terlarang, meminimalisir paparan radiasi dari gadget dan mengurangi stres.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)