Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mendata aktivitas Gunung Merapi selama sepekan dari hari 16 hingga 22 September 2022.
Hingga Kamis, 22 September 2022, guguran lava teramati sebanyak 13 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.900 meter. Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santosa, menjelaskan aktivitas kegempaan masih cukup tinggi.
"Dalam minggu ini, kegempaan Gunung Merapi tercatat 294 kali gempa Vulkanik Dalam atau VTA, 57 kali gempa Vulkanik Dangkal atau VTB, 282 kali gempa Fase Banyak atau MP, 2 kali gempa Low Frekuensi, 504 kali gempa Guguran, 62 kali gempa Hembusan, dan 9 kali gempa Tektonik," kata Agus Budi Santosa, Sabtu, 24 September 2022.
Sedangkan kubah lava tidak teramati adanya perubahan ketinggian atau pun volume. Pada kubah barat daya tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah.
Untuk kubah tengah juga tidak ada perubahan morfologi yang signifikan. Berdasarkan analisis foto, volume kubah lava barat daya terhitung tetap, yaitu sebesar 1.624.000 meter kubik dan kubah tengah 2.772.000 meter kubik.
Sementara deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak sebesar 0,8 centimeter per hari.
Baca: Gunung Merapi Mengalami 94 Kali Gempa Guguran dalam 24 Jam
Hujan terdata di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 14 milimeter per jam selama 50 menit di Pos Kaliurang pada 21 September 2022.
"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ujarnya.
Dari data-data tersebut, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
"Karena itu status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga atau level III," ucap dia.
Ia menuturkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan. Barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
"Sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," tutur dia.
Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
Yogyakarta mendata aktivitas
Gunung Merapi selama sepekan dari hari 16 hingga 22 September 2022.
Hingga Kamis, 22 September 2022, guguran
lava teramati sebanyak 13 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.900 meter. Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santosa, menjelaskan aktivitas kegempaan masih cukup tinggi.
"Dalam minggu ini, kegempaan Gunung Merapi tercatat 294 kali gempa Vulkanik Dalam atau VTA, 57 kali gempa Vulkanik Dangkal atau VTB, 282 kali gempa Fase Banyak atau MP, 2 kali gempa Low Frekuensi, 504 kali gempa Guguran, 62 kali gempa Hembusan, dan 9 kali gempa Tektonik," kata Agus Budi Santosa, Sabtu, 24 September 2022.
Sedangkan kubah lava tidak teramati adanya perubahan ketinggian atau pun volume. Pada kubah barat daya tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah.
Untuk kubah tengah juga tidak ada perubahan morfologi yang signifikan. Berdasarkan analisis foto, volume kubah lava barat daya terhitung tetap, yaitu sebesar 1.624.000 meter kubik dan kubah tengah 2.772.000 meter kubik.
Sementara deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan electronic distance measurement (EDM) pada minggu ini menunjukkan pemendekan jarak sebesar 0,8 centimeter per hari.
Baca:
Gunung Merapi Mengalami 94 Kali Gempa Guguran dalam 24 Jam
Hujan terdata di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan sebesar 14 milimeter per jam selama 50 menit di Pos Kaliurang pada 21 September 2022.
"Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi," ujarnya.
Dari data-data tersebut, disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif.
"Karena itu status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga atau level III," ucap dia.
Ia menuturkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan. Barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
"Sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak," tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NUR)