Surabaya: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta Bupati Walikota bersama jajaran Forkopimda se-Jatim meningkatkan kewaspadaan, dan mitigasi bencana di tengah dampak cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi. Kata dia, mitigasi dan antisipasi bencana menjadi penting guna meminimalisasi risiko dampak bencana.
"Terkait penanganan bencana di saat cuaca ekstrem yang diikuti hydrometeorologi. Yang mana kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya banjir bandang, longsor, tanah bergerak serta angin puting beliung," kata Khofifah, di Surabaya, Rabu, 2 November 2022.
Mantan Menteri Sosial ini mengatakan, paradigma penanggulangan bencana dengan mengedepankan langkah preventif menjadi sangat penting. Sebab hal ini menjadi bagian dari langkah-langkah mitigasi bencana.
"Untuk itu, pemantauan kondisi alam dan aktivitas terhadap potensi bencana pada daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi perlu dilakukan secara terus-menerus dengan melibatkan semua pihak," katanya.
Ke depan, lanjut Khofifah, tantangan terhadap pelaksanaan tugas upaya penanggulangan bencana akan semakin berat jika tidak dilakukan mitigasi komprehensif sejak dini. Maka itu Khofifah menekankan kepada para kepala daerah di Jatim, untuk aktif meng-update informasi potensi dan risiko bencana di wilayahnya.
"Baik dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sampai dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mitigasi bencana geologi atau kegunungapian," ujarnya.
Selain itu, Khofifah juga mendorong Pemda di Jatim untuk memetakan potensi bencana dengan melakukan langkah-langkah preventif-mitigatif. Mulai dari mengecek aliran sungai atau irigasi, membersihkan sampah di aliran air sungai, melakukan pengerukan di titik sungai yang mengalami pendangkalan, sampai memastikan pintu air berfungsi dengan baik.
“Kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat yang diambil oleh pemerintah daerah, akan memberikan percepatan perlindungan masyarakat terhadap dampak bencana. Oleh sebab itu penanggulangan bencana ini harus dilakukan dengan cepat, tepat dan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Tidak cukup itu, Khofifah menegaskan, Bupati maupun Walikota bersama Forkopimda diharapkan turun langsung bersama camat dan Forkopimcam serta kepala desa/lurah dalam memantau upaya antisipatif dan mitigatif di wilayahnya masing- masing. Seperti mengecek volume air sungai, cek sedimentasi, dan aktif melakukan pengerukan. Termasuk mengecek kondisi pintu air.
"Termasuk bagaimana mengkondisikan kultur masyarakat, karena sering karena kultur masyarakat enggan untuk menjaga lingkungan. Bagaimana mengajak masyarakat mau menjaga sungai dengan tidak membuang sampah itu bukan yang bisa disepelekan," katanya.
Surabaya: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta Bupati Walikota bersama jajaran Forkopimda se-Jatim meningkatkan kewaspadaan, dan
mitigasi bencana di tengah dampak cuaca ekstrem dan potensi bencana hidrometeorologi. Kata dia, mitigasi dan antisipasi bencana menjadi penting guna meminimalisasi risiko dampak bencana.
"Terkait penanganan bencana di saat
cuaca ekstrem yang diikuti hydrometeorologi. Yang mana kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya banjir bandang, longsor, tanah bergerak serta angin puting beliung," kata Khofifah, di Surabaya, Rabu, 2 November 2022.
Mantan Menteri Sosial ini mengatakan, paradigma
penanggulangan bencana dengan mengedepankan langkah preventif menjadi sangat penting. Sebab hal ini menjadi bagian dari langkah-langkah mitigasi bencana.
"Untuk itu, pemantauan kondisi alam dan aktivitas terhadap potensi bencana pada daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi perlu dilakukan secara terus-menerus dengan melibatkan semua pihak," katanya.
Ke depan, lanjut Khofifah, tantangan terhadap pelaksanaan tugas upaya penanggulangan bencana akan semakin berat jika tidak dilakukan mitigasi komprehensif sejak dini. Maka itu Khofifah menekankan kepada para kepala daerah di Jatim, untuk aktif meng-
update informasi potensi dan risiko bencana di wilayahnya.
"Baik dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sampai dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mitigasi bencana geologi atau kegunungapian," ujarnya.
Selain itu, Khofifah juga mendorong Pemda di Jatim untuk memetakan potensi bencana dengan melakukan langkah-langkah preventif-mitigatif. Mulai dari mengecek aliran sungai atau irigasi, membersihkan sampah di aliran air sungai, melakukan pengerukan di titik sungai yang mengalami pendangkalan, sampai memastikan pintu air berfungsi dengan baik.
“Kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat yang diambil oleh pemerintah daerah, akan memberikan percepatan perlindungan masyarakat terhadap dampak bencana. Oleh sebab itu penanggulangan bencana ini harus dilakukan dengan cepat, tepat dan bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Tidak cukup itu, Khofifah menegaskan, Bupati maupun Walikota bersama Forkopimda diharapkan turun langsung bersama camat dan Forkopimcam serta kepala desa/lurah dalam memantau upaya antisipatif dan mitigatif di wilayahnya masing- masing. Seperti mengecek volume air sungai, cek sedimentasi, dan aktif melakukan pengerukan. Termasuk mengecek kondisi pintu air.
"Termasuk bagaimana mengkondisikan kultur masyarakat, karena sering karena kultur masyarakat enggan untuk menjaga lingkungan. Bagaimana mengajak masyarakat mau menjaga sungai dengan tidak membuang sampah itu bukan yang bisa disepelekan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WHS)