Ngawi: Dua ekor rusa di lokasi penangkaran rusa timor Wahana Wisata Monumen Soerjo Ngawi, Jawa Timur ditemukan mati mendadak. Pihak pengelola sempat khawatir kematian rusa ini akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Muhammad Senja Pebruadi, petugas penangkaran rusa menjelaskan, 2 ekor rusa itu mati secara misterius pada 3 dan 8 Juni. Kematian itu membuat rusa dalam penangkaran saat ini tersisa 28 ekor.
"Sebelum mati kedua rusa itu mengalami gejala klinis mirip PMK seperti munculnya lesi pada mulut serta keluar cairan dari hidung dan mulut. Otopsi dokter hewan setempat menunjukkan hasil terindikasi PMK, " ujar Senja di Ngawi, Rabu, 22 Juni 2022.
Dari hasil itu, lanjut Senja, pihaknya segera berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Peternakan. Laporan tersebut ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel lendir dan darah untuk memastikan penyebab kematian.
Baca: Peternak di Cirebon Obati PMK dengan Jamu, Beberapa Hewan Sembuh
Pemeriksaan Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates, Yogyakarta dilakukan terhadap 6 ekor rusa yang ada di sekitar atau kontak erat dengan rusa yang mati. Pengambilan sampel pada bagian lendir dan darah.
"Hasil pada bagian lendir diketahui negatif PMK. Namun untuk hasil pemeriksaan darah masih belum keluar, " ujarnya.
Sementara Administratur KPH Perhutani Ngawi, Tulus Budyadi mengatakan, puluhan rusa Wana Wisata Monumen Soerjo sejatinya hidup terisolasi dari hewan luar penangkaran.
"Namun potensi tertular PMK tetap terbuka melalui perantara manusia. Kami juga segera menyiapkan langkah mitigasi terhadap setiap pengunjung yang harus steril sebelum memberikan makan agar rusa benar-benar aman dari PMK, " ujarnya.
Diketahui, rusa di penangkaran Wana Wisata Monumen Soerjo telah ada sejak 1994. Awalnya hanya ada 4 ekor rusa yang didapat dari KPH Blitar dan kini terus berkembang dan ada yang mati sehingga total sekarang ada 28 ekor rusa.
Ngawi: Dua ekor rusa di lokasi penangkaran rusa timor Wahana Wisata Monumen Soerjo Ngawi, Jawa Timur ditemukan mati mendadak. Pihak pengelola sempat khawatir kematian rusa ini akibat
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Muhammad Senja Pebruadi, petugas penangkaran rusa menjelaskan, 2 ekor rusa itu mati secara misterius pada 3 dan 8 Juni. Kematian itu membuat rusa dalam penangkaran saat ini tersisa 28 ekor.
"Sebelum mati kedua rusa itu mengalami gejala klinis mirip PMK seperti munculnya lesi pada mulut serta keluar cairan dari hidung dan mulut. Otopsi dokter hewan setempat menunjukkan hasil terindikasi PMK, " ujar Senja di Ngawi, Rabu, 22 Juni 2022.
Dari hasil itu, lanjut Senja, pihaknya segera berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Peternakan. Laporan tersebut ditindaklanjuti dengan pengambilan sampel lendir dan darah untuk memastikan penyebab kematian.
Baca: Peternak di Cirebon Obati PMK dengan Jamu, Beberapa Hewan Sembuh
Pemeriksaan Balai Besar Veteriner (BBVET) Wates, Yogyakarta dilakukan terhadap 6 ekor rusa yang ada di sekitar atau kontak erat dengan rusa yang mati. Pengambilan sampel pada bagian lendir dan darah.
"Hasil pada bagian lendir diketahui negatif PMK. Namun untuk hasil pemeriksaan darah masih belum keluar, " ujarnya.
Sementara Administratur KPH Perhutani Ngawi, Tulus Budyadi mengatakan, puluhan rusa Wana Wisata Monumen Soerjo sejatinya hidup terisolasi dari hewan luar penangkaran.
"Namun potensi tertular PMK tetap terbuka melalui perantara manusia. Kami juga segera menyiapkan langkah mitigasi terhadap setiap pengunjung yang harus steril sebelum memberikan makan agar rusa benar-benar aman dari PMK, " ujarnya.
Diketahui, rusa di penangkaran Wana Wisata Monumen Soerjo telah ada sejak 1994. Awalnya hanya ada 4 ekor rusa yang didapat dari KPH Blitar dan kini terus berkembang dan ada yang mati sehingga total sekarang ada 28 ekor rusa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)