Aksi cukur rambut warga usai KPK menangkap mantan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, dalam kasus dugaan suap perizinan pembangunan apartemen. Medcom.id/ Mustaqim
Aksi cukur rambut warga usai KPK menangkap mantan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, dalam kasus dugaan suap perizinan pembangunan apartemen. Medcom.id/ Mustaqim

Warga Yogyakarta Syukuran Usai Mantan Wali Kota Ditangkap

Ahmad Mustaqim • 04 Juni 2022 11:58
Yogyakarta: Warga Kota Yogyakarta, Widodo alias Dodok Putar Bangsa, melakukan syukuran atas tertangkapnya mantan Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, dengan cara potong rambut. Tak hanya itu, Operasi Tangkap Tangan (OTT) pertama yang menjerat kepala daerah di Yogyakarta ini diibaratkan KPK telah pecah telur.
 
Rambut panjang Dodok diikat di empat sudut di luar area Kantor Balaikota Yogyakarta. Usai diikat, prosesi memotong rambut dilakukan beberapa orang. Mulai dari Bintang Hanggono (pegiat Walhi Yogyakarta), Arif (seniman mural tulisan 'Jogja Ora Didol' yang disidang atas tuduhan vandalisme), dan dilanjutkan sejumlah warga dan pegiat warga berdaya.
 
Baca: Pj Walkot Yogyakarta Berpeluang Diperiksa KPK Terkait Korupsi IMB

Dodok mengatakan aksi potong rambut hingga tandas itu menjadi bagian syukur mulai terbongkarnya tindak rasuah yang dilakukan kepala daerah. Apalagi ia menduga tindakan culas Haryadi berpotensi dilakukan selama dua periode.
 
"Bukan bersyukur juga, tapi potong rambut ini seperti ritual melepas mahkota untuk memulai kehidupan masyarakat agar bisa lebih baik," kata Dodok di Yogyakarta, Sabtu, 4 Juni 2022.
 
Dodok merupakan warga Yogyakarta terdampak pembangunan hotel. Ia bercerita pernah suatu pagi hendak memasak air untuk menyeduh kopi, namun sumurnya sudah kekeringan. Saat menempuh protes pada hotel yang ada di dekat rumahnya agar tak memakai sumur air tanah, ia dan keluarganya bisa kembali menimba air di sumur.
 
"Sejak 2012 warga berdaya melakukan berbagai aksi. Seperti merti kutha (merawat kota), mural yang sempat disidangkan. Lalu juga 2014 aksi mandi pasir di depan hotel," ungkap Dodok.
 
Aksi mandi pasir ketika itu mendapat sorotan warga. Bahkan ia juga berkumur dan gosok gigi memakai pasir. Selain itu, Dodok bersama warga juga melakukan berbagai aksi protes di beberapa tahun berikutnya.
 
"Pada 2018 saya mengencingi papan nama kantor balaikota. Menurut simbah dulu, air seni rakyat lebih manjur, aura negatif di balaikota bisa hilang. Setelah itu ada pandemi dua tahun lebih, akhirnya mantan wali kota terkena OTT KPK," ujarnya.
 
Dodok mengatakan tindak culas pejabat itu seperti sudah terstruktur. Ia melihat dari sejumlah orang yang terjaring OTT. Selain menangkap Haryadi, KPK juga menangkap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Yogyakarta, Nur Widhihartana; Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman Kota Yogyakarta, Hari Setya Wacana; satu ASN berposisi kepala bidang di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; serta satu ASN lainnya merupakan staf di dinas tersebut.
 
"Ini jadi awal pengungkapan korupsi di Yogyakarta. Kalau apartemen ada suap,  100 lebih izin pembangunan hotel pada periode jabatan Haryadi harus dilihat juga," bebernya.
 
Dalam momen itu, Dodok juga menyebut aksi OTT KPK terhadap mantan kepala daerah dan pejabat ibarat pecah telur. Ia melempar sebuah telur ke tembok papan nama Kantor Wali Kota Yogyakarta.
 
"Kami minta KPK mengurus dan menelisik perizinan hotel sejak Haryadi menjabat sejak 2012 hingga 2022," ujarnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan