Malang: Polresta Malang Kota, Jawa Timur, terus mendalami kasus pencabulan dan persetubuhan yang dilakukan oleh seorang pelatih Sendratari Jaranan di Kota Malang, berinisial YR, 37, terhadap 7 orang anak didiknya. Polisi menduga jumlah korban lebih banyak.
"Ini tidak menutup kemungkinan adanya korban-korban lain. Kami mengimbau kalau ada korban-korban lain silakan melaporkan ke Polresta Malang Kota," kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto, Kamis, 20 Januari 2022.
Budi mengaku sejauh ini baru ada 7 korban yang melapor kepada Polresta Malang Kota terkait kasus tersebut. Mereka melapor pada 17-18 Januari 2022.
"Pertama ada informasi dari masyarakat terhadap kejadian ini. Akhirnya dari petugas mendalami sehingga pihak-pihak yang merasa dirugikan ini melapor kepada kepolisian," ujarnya.
Baca juga: Pelatih Tari di Kota Malang Cabuli dan Setubuhi 7 Muridnya di Bawah Umur
Dari 7 korban yang masih berusia 12-15 tahun tersebut, beberapa mengalami tindak pidana pencabulan dan persetubuhan beberapa kali. Bahkan ada korban yang mengaku disetubuhi pelaku hingga dua kali.
"Ini masih tahap penyidikan dari Satreskrim. Kami imbau kepada keluarga korban, yang mengetahui, atau menjadi korban dalam tindak pidana ini segera melapor. Kami akan menjaga kerahasiaan dari pelapor maupun korban," jelas Budi.
Dalam penindakan kasus ini Polresta Malang Kota melibatkan tim trauma healing serta bekerja sama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
"Korban itu diiming-imingi diberikan suatu cerita, suatu harapan bahwa dia akan bisa menari dengan baik melalui sebuah meditasi dan ritual," terangnya.
Malang: Polresta Malang Kota, Jawa Timur, terus mendalami kasus pencabulan dan persetubuhan yang dilakukan oleh seorang pelatih Sendratari Jaranan di Kota Malang, berinisial
YR, 37, terhadap 7 orang anak didiknya. Polisi menduga jumlah korban lebih banyak.
"Ini tidak menutup kemungkinan adanya korban-korban lain. Kami mengimbau kalau ada korban-korban lain silakan melaporkan ke Polresta Malang Kota," kata Kapolresta Malang Kota, Kombes Budi Hermanto, Kamis, 20 Januari 2022.
Budi mengaku sejauh ini baru ada 7 korban yang melapor kepada Polresta Malang Kota terkait kasus tersebut. Mereka melapor pada 17-18 Januari 2022.
"Pertama ada informasi dari masyarakat terhadap kejadian ini. Akhirnya dari petugas mendalami sehingga pihak-pihak yang merasa dirugikan ini melapor kepada kepolisian," ujarnya.
Baca juga:
Pelatih Tari di Kota Malang Cabuli dan Setubuhi 7 Muridnya di Bawah Umur
Dari 7 korban yang masih berusia 12-15 tahun tersebut, beberapa mengalami tindak pidana pencabulan dan persetubuhan beberapa kali. Bahkan ada korban yang mengaku disetubuhi pelaku hingga dua kali.
"Ini masih tahap penyidikan dari Satreskrim. Kami imbau kepada keluarga korban, yang mengetahui, atau menjadi korban dalam tindak pidana ini segera melapor. Kami akan menjaga kerahasiaan dari pelapor maupun korban," jelas Budi.
Dalam penindakan kasus ini Polresta Malang Kota melibatkan tim trauma healing serta bekerja sama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
"Korban itu diiming-imingi diberikan suatu cerita, suatu harapan bahwa dia akan bisa menari dengan baik melalui sebuah meditasi dan ritual," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)
