Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tinggi pada sepekan terakhir. Selain erupsi, material kubah lava juga teramati terus alami pertumbuhan.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan terjadi sekali guguran awan panas selama periode 18-25 Februari. Awan panas tersebut meluncur ke arah barat daya, hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur 1.800 meter.
"Dilaporkan terjadi hujan abu tipis di Kecamatan Pakem pada tanggal 18 Februari 2022," kata Hanik dalam keterangan tertulis, Sabtu, 26 Februari 2022.
Baca: Pemkab Mukomuko Minta Desa Segera Ajukan Dana Desa
Guguran lava juga teramati sebanyak 178 kali meluncur ke arah barat daya dengan dominasi ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
Hanik menerangkan hasil pemantauan memakai pesawat tanpa awak menunjukkan adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya dan tengah kawah karena aktivitas ektrusi berupa guguran maupun pertumbuhan kubah lava. Ia mengatakan volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.228.000 meter kubik.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,2 sentimeter per hari," ungkapnya.
Ia menambahkan terjadi intensitas curah hujan sebesar 31 milimeter per jam selama 50 menit di Pos Babadan pada tanggal 18 Februari 2022. Namun, kaya dia, tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
"Berdasarkan data di atas aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga. Kami tetap mengimbau masyarakat menghindari radius tiga hingga lima kilometer dari puncak," ujarnya.
Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta melaporkan aktivitas vulkanik
Gunung Merapi masih tinggi pada sepekan terakhir. Selain erupsi, material kubah lava juga teramati terus alami pertumbuhan.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan terjadi sekali guguran awan panas selama periode 18-25 Februari. Awan panas tersebut meluncur ke arah barat daya, hulu Sungai Bebeng dengan jarak luncur 1.800 meter.
"Dilaporkan terjadi hujan abu tipis di Kecamatan Pakem pada tanggal 18 Februari 2022," kata Hanik dalam keterangan tertulis, Sabtu, 26 Februari 2022.
Baca:
Pemkab Mukomuko Minta Desa Segera Ajukan Dana Desa
Guguran lava juga teramati sebanyak 178 kali meluncur ke arah barat daya dengan dominasi ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.
Hanik menerangkan hasil pemantauan memakai pesawat tanpa awak menunjukkan adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya dan tengah kawah karena aktivitas ektrusi berupa guguran maupun pertumbuhan kubah lava. Ia mengatakan volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.578.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.228.000 meter kubik.
"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi. Deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,2 sentimeter per hari," ungkapnya.
Ia menambahkan terjadi intensitas curah hujan sebesar 31 milimeter per jam selama 50 menit di Pos Babadan pada tanggal 18 Februari 2022. Namun, kaya dia, tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
"Berdasarkan data di atas aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga. Kami tetap mengimbau masyarakat menghindari radius tiga hingga lima kilometer dari puncak," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)