Semarang: Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memastikan akan memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali. Ia mengatakan pekan depan PTM sudah bisa dilakukan, namun dengan bertahap dan disertai beberapa catatan.
PTM di Kota Semarang dialihkan ke Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring selama 14 hari sejak pekan lalu untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
"PTM mulai Senin kita buka. Kita sudah janji maksimal 2 minggu. Pak Kadisdik juga sudah muter-muter mengingatkan kepala sekolah, jadi Senin kita buka," ujar Hendrar Prihadi dalam tayangan Metro Pagi Primetime, Sabtu, 19 Februari 2022.
Meski demikian, Wali Kota Semarang meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk tidak menjalankan PTM secara penuh, melainkan bertahap mulai 50% terlebih dahulu.
Namun jika situasinya membaik di minggu-minggu berikutnya tidak menutup kemungkinan ada penambahan persentase PTM. Untuk itu diharapkan agar ditindak lanjuti dengan persiapan maksimal oleh pihak sekolah.
“Catatannya adalah bagaimana sekolah ini mempersiapkan diri dengan baik untuk PTM. Infrastrukturnya, SOP-nya, kemudian mewajibkan para guru dan siswa-siswi swab agar tidak muncul klaster sekolah karena tidak teridentifikasi dari awal,” kata Hendrar. (Fatha Annisa)
Semarang:
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memastikan akan memulai
Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali. Ia mengatakan pekan depan PTM sudah bisa dilakukan, namun dengan bertahap dan disertai beberapa catatan.
PTM di Kota Semarang dialihkan ke
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring selama 14 hari sejak pekan lalu untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
"PTM mulai Senin kita buka. Kita sudah janji maksimal 2 minggu. Pak Kadisdik juga sudah muter-muter mengingatkan kepala sekolah, jadi Senin kita buka," ujar Hendrar Prihadi dalam tayangan Metro Pagi Primetime, Sabtu, 19 Februari 2022.
Meski demikian, Wali Kota Semarang meminta Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk tidak menjalankan PTM secara penuh, melainkan bertahap mulai 50% terlebih dahulu.
Namun jika situasinya membaik di minggu-minggu berikutnya tidak menutup kemungkinan ada penambahan persentase PTM. Untuk itu diharapkan agar ditindak lanjuti dengan persiapan maksimal oleh pihak sekolah.
“Catatannya adalah bagaimana sekolah ini mempersiapkan diri dengan baik untuk PTM. Infrastrukturnya, SOP-nya, kemudian mewajibkan para guru dan siswa-siswi swab agar tidak muncul klaster sekolah karena tidak teridentifikasi dari awal,” kata Hendrar. (
Fatha Annisa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)