Banjarnegara: Banjarnegara, Jawa Tengah, memiliki sebuah masjid unik karena bernilai sejarah tinggi. Masjid dibangun dengan kayu jati berusia ratusan tahun dan beberapa bagian berusia ribuan tahun.
Sekilas masjid ini hampir sama dengan masjid pada umumnya. Namun, masjid di Pondok Pesantren Alif Baa, Matrianom, Banjarnegara, menggunakan bahan yang tak biasa.
Pengasuh Pondok Pesantren Alif Baa Khayatul Maki menyebutkan terdapat empat kayu yang sudah berumur 650 tahun digunakan menjadi tiang masjid. Kayu yang ada di bagian imam masjid, sudah berusia 1.200 tahun.
Sementara itu, bagian atap masjid ditutup dengan ijuk yang diambil dari 2.600 pohon aren. Bagian dinding dipercantik dengan batu-batu kali yang tersusun rapi.
Masjid Tukul Dhewe, atau berarti 'tumbuh sendiri' dalam bahasa Indonesia, berkapasitas 1.000 jamaah. Pada bagian soko guru, terdapat terdapat 13 kayu jati yang bermakna 13 sahabat nabi yang menyebarkan agama Islam.
“Saat itu, para sahabat rasul begitu setia mendampingi rasul untuk menyebarkan agama Islam di Kota Mekah,” Khayatul Maki dalam tayangan Newsline di Metro TV, Minggu, 10 Maret 2022.
Bagian atap dihias delapan tanduk yang dibuat dari ijuk. Filosofinya, angka 8 yang tidak terputus bak silaturahmi antarumat beragama.
Khayatul menyebut tidak mudah mendapatkan kayu yang berusia ribuan tahun. Dirinya harus berburu kayu dengan berkeliling ke sejumlah daerah di Jawa hingga beberapa tahun. Sebab, sebagian besar kayu yang didapat sudah terkubur di dalam tanah.
Selain unik, siapa pun yang berkunjung ke masjid ini pasti akan merasa kesejukan karena bangunan seluas 15x15 meter ini berada di bawah rimbunan pohon bambu. Lokasinya pun terletak tepat di pinggir sungai. (Leres Anbara)
Banjarnegara: Banjarnegara, Jawa Tengah, memiliki sebuah masjid unik karena bernilai sejarah tinggi. Masjid dibangun dengan kayu jati berusia ratusan tahun dan beberapa bagian berusia ribuan tahun.
Sekilas masjid ini hampir sama dengan masjid pada umumnya. Namun, masjid di Pondok Pesantren Alif Baa, Matrianom, Banjarnegara, menggunakan bahan yang tak biasa.
Pengasuh Pondok Pesantren Alif Baa Khayatul Maki menyebutkan terdapat empat kayu yang sudah berumur 650 tahun digunakan menjadi tiang masjid. Kayu yang ada di bagian imam masjid, sudah berusia 1.200 tahun.
Sementara itu, bagian atap masjid ditutup dengan ijuk yang diambil dari 2.600 pohon aren. Bagian dinding dipercantik dengan batu-batu kali yang tersusun rapi.
Masjid Tukul Dhewe, atau berarti 'tumbuh sendiri' dalam bahasa Indonesia, berkapasitas 1.000 jamaah. Pada bagian soko guru, terdapat terdapat 13 kayu jati yang bermakna 13 sahabat nabi yang menyebarkan agama Islam.
“Saat itu, para sahabat rasul begitu setia mendampingi rasul untuk menyebarkan agama Islam di Kota Mekah,” Khayatul Maki dalam tayangan
Newsline di
Metro TV, Minggu, 10 Maret 2022.
Bagian atap dihias delapan tanduk yang dibuat dari ijuk. Filosofinya, angka 8 yang tidak terputus bak silaturahmi antarumat beragama.
Khayatul menyebut tidak mudah mendapatkan kayu yang berusia ribuan tahun. Dirinya harus berburu kayu dengan berkeliling ke sejumlah daerah di Jawa hingga beberapa tahun. Sebab, sebagian besar kayu yang didapat sudah terkubur di dalam tanah.
Selain unik, siapa pun yang berkunjung ke masjid ini pasti akan merasa kesejukan karena bangunan seluas 15x15 meter ini berada di bawah rimbunan pohon bambu. Lokasinya pun terletak tepat di pinggir sungai.
(Leres Anbara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)