Surabaya: Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengklaim pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit bergejala ringan. Dari 400 pasien, sebanyak 350 orang di antaranya adalah pasien covid-19 bergejala ringan.
"Kami tahu setelah berkeliling ke rumah sakit. Kami juga sudah berkoordinasi dengan para dokter, agar pasien bergejala ringan jangan dirawat di rumah sakit," kata Eri di Surabaya, Kamis, 10 Februari 2022.
Baca: Langkah Cepat Pembenahan Lapas Kelas 1 Tangerang Usai Kebakaran
Eri menjelaskan RS hanya diperuntukkan bagia pasien covid-19 bergejala berat. Kedepannya Eri memberikan dua pilihan kepada pasien covid-19 gejala ringan, yakni dirawat di tempat isolasi terpusat (isoter) atau melakukan isolasi mandiri di hotel dengan menggunakan biaya mandiri.
"Jadi, kalau masyarakat yang memiliki gejala ringan yang tidak ingin dirawat di tempat isoter, bisa memilih isolasi mandiri di hotel dengan menggunakan biaya mandiri. Tentu akan dipantau oleh pihak RS dan Satgas Covid-19," jelasnya.
Dengan demikian Eri berharap bed occupancy rate (BOR) di Surabaya aman terkendeli, di mana saat ini BOR RS di Surabaya hampir mencapai 20 persen.
"Sebab, tingkat BOR pada penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 2 ini, bukan berdasarkan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif covid-19, melainkan jumlah pasien yang dirawat di RS," ujarnya.
Surabaya: Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengklaim
pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit bergejala ringan. Dari 400 pasien, sebanyak 350 orang di antaranya adalah pasien covid-19 bergejala ringan.
"Kami tahu setelah berkeliling ke rumah sakit. Kami juga sudah berkoordinasi dengan para dokter, agar pasien bergejala ringan jangan dirawat di rumah sakit," kata Eri di Surabaya, Kamis, 10 Februari 2022.
Baca:
Langkah Cepat Pembenahan Lapas Kelas 1 Tangerang Usai Kebakaran
Eri menjelaskan RS hanya diperuntukkan bagia pasien covid-19 bergejala berat. Kedepannya Eri memberikan dua pilihan kepada pasien covid-19 gejala ringan, yakni dirawat di tempat isolasi terpusat (isoter) atau melakukan isolasi mandiri di hotel dengan menggunakan biaya mandiri.
"Jadi, kalau masyarakat yang memiliki gejala ringan yang tidak ingin dirawat di tempat isoter, bisa memilih isolasi mandiri di hotel dengan menggunakan biaya mandiri. Tentu akan dipantau oleh pihak RS dan Satgas Covid-19," jelasnya.
Dengan demikian Eri berharap bed occupancy rate (BOR) di Surabaya aman terkendeli, di mana saat ini BOR RS di Surabaya hampir mencapai 20 persen.
"Sebab, tingkat BOR pada penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 2 ini, bukan berdasarkan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif covid-19, melainkan jumlah pasien yang dirawat di RS," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)