Jember: Rumah pribadi Bupati Jember, Hendy Siswanto, di Jalan Sultan Agung, Lingkungan Kampung Ledok, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur, kebanjiran. Air banjir merendam rumah itu hingga satu meter, pada Senin, 17 Januari 2022.
Banjir disebut karena luapan air sungai Jompo. Hendy mengaku, kondisi banjir kali ini terparah sejak 10 tahun terakhir.
"Banjir hari ini adalah yang tertinggi selama 10 tahun terakhir. Tahun lalu banjir, tapi kecil. Masuk ke rumah saya, tapi masih di bawah. Kalau kali ini masuk ke dalam kamar. Tempat tidur kami di lantai satu tidak bisa diangkat lagi. Tenggelam,” kata Hendy, melansir Clicks.id, Selasa, 18 Januari 2022.
Rumah yang terletak di tepi Sungai Jompo tersebut terdiri atas dua lantai. Semua ruangan di lantai dasar kemasukan air, sehingga seluruh anggota keluarga mengungsi ke lantai dua.
Selain rumah Hendy, ada 20 rumah di dekat rumahnya yang tenggelam. Pasalnya, tinggi air dari luapan Sungai Jompo setinggi 1,75 – 2 meter.
Baca: Puluhan Rumah di 3 Desa di Jember Terendam Banjir
"Tenggelam. Hampir sampai plafon. Ini yang bikin saya sedih," ungkapnya.
Dia menerangkan, banjir memangkerap terjadi di lingkungan rumahnya. Sehingga, wilayah tempat tinggalnya diberi nama Kampung Ledok.
"Itulah kenapa namanya Kampung Ledok (lumpur). Ini banjir tahunan biasa, tapi hujan intensitas tinggi," ungkapnya.
Dia menerangkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun aliran air sungai yang deras menimbulkan kerusakan. Para warga yang terdampak harus mengungsi ke rumah tetangga atau kerabat yang aman.
"Kampung Ledok ini kan padat penduduknya. Keluarga yang tinggal di empat rumah yang berada di sisi Sungai Jompo persis harus mengungsi ke atas (lokasi yang lebih tinggi)," tuturnya.
Jember: Rumah pribadi Bupati
Jember, Hendy Siswanto, di Jalan Sultan Agung, Lingkungan Kampung Ledok, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur, kebanjiran. Air banjir merendam rumah itu hingga satu meter, pada Senin, 17 Januari 2022.
Banjir disebut karena luapan air sungai Jompo. Hendy mengaku, kondisi banjir kali ini terparah sejak 10 tahun terakhir.
"Banjir hari ini adalah yang tertinggi selama 10 tahun terakhir. Tahun lalu banjir, tapi kecil. Masuk ke rumah saya, tapi masih di bawah. Kalau kali ini masuk ke dalam kamar. Tempat tidur kami di lantai satu tidak bisa diangkat lagi. Tenggelam,” kata Hendy, melansir Clicks.id, Selasa, 18 Januari 2022.
Rumah yang terletak di tepi Sungai Jompo tersebut terdiri atas dua lantai. Semua ruangan di lantai dasar kemasukan air, sehingga seluruh anggota keluarga mengungsi ke lantai dua.
Selain rumah Hendy, ada 20 rumah di dekat rumahnya yang tenggelam. Pasalnya, tinggi air dari luapan Sungai Jompo setinggi 1,75 – 2 meter.
Baca: Puluhan Rumah di 3 Desa di Jember Terendam Banjir
"Tenggelam. Hampir sampai plafon. Ini yang bikin saya sedih," ungkapnya.
Dia menerangkan, banjir memangkerap terjadi di lingkungan rumahnya. Sehingga, wilayah tempat tinggalnya diberi nama Kampung Ledok.
"Itulah kenapa namanya Kampung Ledok (lumpur). Ini banjir tahunan biasa, tapi hujan intensitas tinggi," ungkapnya.
Dia menerangkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun aliran air sungai yang deras menimbulkan kerusakan. Para warga yang terdampak harus mengungsi ke rumah tetangga atau kerabat yang aman.
"Kampung Ledok ini kan padat penduduknya. Keluarga yang tinggal di empat rumah yang berada di sisi Sungai Jompo persis harus mengungsi ke atas (lokasi yang lebih tinggi)," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)