Malang: Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang kesulitan mendapatkan donor plasma konvalesen. Plasma konvalesen merupakan plasma darah yang memiliki antibodi dan berasal dari pasien covid-19 yang telah sembuh.
Kasi Pengelolaan Donor Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Malang, Agus Tri Prasetyo, menduga sulitnya hal tersebut karena banyak masyarakat yang masih trauma melakukan swab test.
"Ketika mau melakukan swab test lagi, mereka masih trauma, takut hasilnya positif lagi. Selain itu, banyak juga yang masih takut untuk donor," kata Agus di Malang, Rabu, 25 November 2020.
Baca: Gempa Tektonik Sempat Terjadi di Gunung Merapi
Agus menjelaskan sejauh ini baru ada tiga dari 58 orang yang lolos tes untuk melakukan donor plasma konvalesen. Sedangkan stok plasma konvalesen sendiri masih kosong.
Oleh karena itu PMI Kota Malang kini tengah mencari donor plasma konvalesen. Sebab plasma konvalesen dapat digunakan untuk terapi penyembuhan pasien terinfeksi covid-19.
"Kami ingin membantu dan mengetuk masyarakat. Sebab, masih ada beberapa tempat di Jawa Timur, utamanya di Kota Malang masih merasa kesulitan. Terkadang, kami mengambil di Jakarta, jika stok di Kota Malang dan Jawa Timur kosong," jelasnya.
Agus menambahkan hanya sedikit rumah sakit dan PMI yang masuk dalam program Dikti dan bisa menerima donor plasma konvalesen. PMI yang diizinkan hanya yang sudah memiliki sertifikat dari BPOM, seperti Kota Malang, Surabaya, Sidoarjo dan Lumajang.
Di sisi lain, syarat khusus bagi donor plasma konvalesen yakni swab test dengan hasil negatif. Calon donor plasma diutamakan berjenis kelamin laki-laki berusia 18 hingga 60 tahun dan bersedia dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk antibodi.
"Setelah dilakukan pemeriksaan antibodi, kemudian calon pendonor akan dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Setelah semua persyaratan terpenuhi, calon pendonor harus menyertakan bukti swab test terakhir dan dinyatakan negatif, baru bisa didonor," ujarnya.
Malang: Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang kesulitan mendapatkan
donor plasma konvalesen. Plasma konvalesen merupakan plasma darah yang memiliki antibodi dan berasal dari pasien covid-19 yang telah sembuh.
Kasi Pengelolaan Donor Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kota Malang, Agus Tri Prasetyo, menduga sulitnya hal tersebut karena banyak masyarakat yang masih trauma melakukan swab test.
"Ketika mau melakukan swab test lagi, mereka masih trauma, takut hasilnya positif lagi. Selain itu, banyak juga yang masih takut untuk donor," kata Agus di Malang, Rabu, 25 November 2020.
Baca:
Gempa Tektonik Sempat Terjadi di Gunung Merapi
Agus menjelaskan sejauh ini baru ada tiga dari 58 orang yang lolos tes untuk melakukan donor plasma konvalesen. Sedangkan stok plasma konvalesen sendiri masih kosong.
Oleh karena itu PMI Kota Malang kini tengah mencari donor plasma konvalesen. Sebab plasma konvalesen dapat digunakan untuk terapi penyembuhan pasien terinfeksi covid-19.
"Kami ingin membantu dan mengetuk masyarakat. Sebab, masih ada beberapa tempat di Jawa Timur, utamanya di Kota Malang masih merasa kesulitan. Terkadang, kami mengambil di Jakarta, jika stok di Kota Malang dan Jawa Timur kosong," jelasnya.
Agus menambahkan hanya sedikit rumah sakit dan PMI yang masuk dalam program Dikti dan bisa menerima donor plasma konvalesen. PMI yang diizinkan hanya yang sudah memiliki sertifikat dari BPOM, seperti Kota Malang, Surabaya, Sidoarjo dan Lumajang.
Di sisi lain, syarat khusus bagi donor plasma konvalesen yakni swab test dengan hasil negatif. Calon donor plasma diutamakan berjenis kelamin laki-laki berusia 18 hingga 60 tahun dan bersedia dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk antibodi.
"Setelah dilakukan pemeriksaan antibodi, kemudian calon pendonor akan dilakukan pemeriksaan darah lengkap. Setelah semua persyaratan terpenuhi, calon pendonor harus menyertakan bukti swab test terakhir dan dinyatakan negatif, baru bisa didonor," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)