medcom.id, Denpasar: Banyak warga di Bali saat ini keluar dari Bali. Mereka ingin keluar dari Bali untuk menghindari Nyepi.
Umumnya, yang ingin menghindari Nyepi adalah warga non-Hindu yang selama ini tinggal di Bali dan mereka ingin keluar dari Bali.
"Kita hanya mengungsi sebentar karena tidak kuat dengan Nyepi di Bali. Lampu tidak ada, siaran televisi dan radio juga tidak ada, ruang gerak dibatasi," ujar Hari Haryanto di Denpasar, Sabtu (29/3).
Hari bersama teman-temannya sedang mempersiapkan diri untuk berangkat secara rombongan ke arah Jawa Timur sekedar untuk menghindari Nyepi.
Gelombang pengungsian juga terjadi via Bandara Internasional Ngurah Rai. Banyak warga Bali yang ingin keluar dari Bali sekedar menghindari Nyepi.
Menurut Komang Tripani, penjualan tiket dalam 2 hari terakhir naik hingga 65%.
"Dibanding dengan Nyepi tahun sebelumnya, gelombang pengungsian kali ini jauh lebih besar karena tahun lalu kenaikan hanya mencapai 40%," ujar Manajer Operasional Agen Tiket dan Perjalanan Wisata Bintang Jaya Denpasar ini.
Menurutnya, kebanyakan para penumpang bepergian ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jogyakarta, dan Jakarta. Namun tidak sedikit pula yang bepergian ke arah timur seperti di Lombok dan Labuanbajo, NTT.
"Penjualan tiket Garuda ke Labuanbajo full hingga tanggal 4 April," Kristina Ndea, penjualan tiket di agen Garuda di Denpasar.
Gelombang eksodus juga sudah mulai tampak di Pelabuhan Gilimanuk Jembrana Bali. Menurut Manajer Operasional PT ASDP Pelabuhan Gilimanuk Wahyudi Susianto, sebagaimana pengalaman tahun-tahun sebelumnya, gelombang eksodus baru kelihatan sehari menjelang Nyepi.
"Sekalipun tidak meningkat seperti saat arus mudik lebaran, namun sehari menjelang Nyepi biasanya meningkat hingga 30%. Kebanyakan mereka menuju Banyuwangi atau beberapa kota besar di Jawa Timur," ujarnya.
Demikian juga, penggunaan jasa transportasi laut yang melalui pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, terpantau mengalami peningkatan dari hari biasanya.
Sekalipun terjadi peningkatan penumpang menjelang Nyepi, namun ASDP Gilimanuk tidak akan menambah armada karena dinilai masih cukup untuk melayani peningkatan penumpang saat Nyepi.
Susianto meyakini, peningkatan penumpang akan terjadi sejak sore ini Sabtu (29/3) hingga Minggu malam (30/3).
"Mulai sore nanti, ribuan pemudik baik roda dua maupun roda empat memadati areal Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali," ujarnya.
Pihaknya akan mengatur agar tidak terjadi antrean karena tahun sebelumnya, antrian mencapai 500 meter. Untuk melayani ribuan pemudik, ASDP Gilimanuk sudah menyiapkan sebanyak 28 armada kapal untuk menyeberangkan pemudik ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Berdasarkan data ASDP Pelabuhan Gilimanuk tahun lalu, sedikitnya 7.748 unit sepeda motor dan kendaraaan roda empat mencapai 4.469 unit.
Tahun ini diprediksi meningkat 2 kali lipat seiring dengan meningkatnya ekonomi rakyat. Untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan pemudik, Wahyudi mengaku pihaknya sudah mengoperasikan tambahan lima tiket khusus. (Arnoldus Dhae)
medcom.id, Denpasar: Banyak warga di Bali saat ini keluar dari Bali. Mereka ingin keluar dari Bali untuk menghindari Nyepi.
Umumnya, yang ingin menghindari Nyepi adalah warga non-Hindu yang selama ini tinggal di Bali dan mereka ingin keluar dari Bali.
"Kita hanya mengungsi sebentar karena tidak kuat dengan Nyepi di Bali. Lampu tidak ada, siaran televisi dan radio juga tidak ada, ruang gerak dibatasi," ujar Hari Haryanto di Denpasar, Sabtu (29/3).
Hari bersama teman-temannya sedang mempersiapkan diri untuk berangkat secara rombongan ke arah Jawa Timur sekedar untuk menghindari Nyepi.
Gelombang pengungsian juga terjadi via Bandara Internasional Ngurah Rai. Banyak warga Bali yang ingin keluar dari Bali sekedar menghindari Nyepi.
Menurut Komang Tripani, penjualan tiket dalam 2 hari terakhir naik hingga 65%.
"Dibanding dengan Nyepi tahun sebelumnya, gelombang pengungsian kali ini jauh lebih besar karena tahun lalu kenaikan hanya mencapai 40%," ujar Manajer Operasional Agen Tiket dan Perjalanan Wisata Bintang Jaya Denpasar ini.
Menurutnya, kebanyakan para penumpang bepergian ke beberapa kota besar di Indonesia seperti Surabaya, Jogyakarta, dan Jakarta. Namun tidak sedikit pula yang bepergian ke arah timur seperti di Lombok dan Labuanbajo, NTT.
"Penjualan tiket Garuda ke Labuanbajo full hingga tanggal 4 April," Kristina Ndea, penjualan tiket di agen Garuda di Denpasar.
Gelombang eksodus juga sudah mulai tampak di Pelabuhan Gilimanuk Jembrana Bali. Menurut Manajer Operasional PT ASDP Pelabuhan Gilimanuk Wahyudi Susianto, sebagaimana pengalaman tahun-tahun sebelumnya, gelombang eksodus baru kelihatan sehari menjelang Nyepi.
"Sekalipun tidak meningkat seperti saat arus mudik lebaran, namun sehari menjelang Nyepi biasanya meningkat hingga 30%. Kebanyakan mereka menuju Banyuwangi atau beberapa kota besar di Jawa Timur," ujarnya.
Demikian juga, penggunaan jasa transportasi laut yang melalui pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, terpantau mengalami peningkatan dari hari biasanya.
Sekalipun terjadi peningkatan penumpang menjelang Nyepi, namun ASDP Gilimanuk tidak akan menambah armada karena dinilai masih cukup untuk melayani peningkatan penumpang saat Nyepi.
Susianto meyakini, peningkatan penumpang akan terjadi sejak sore ini Sabtu (29/3) hingga Minggu malam (30/3).
"Mulai sore nanti, ribuan pemudik baik roda dua maupun roda empat memadati areal Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali," ujarnya.
Pihaknya akan mengatur agar tidak terjadi antrean karena tahun sebelumnya, antrian mencapai 500 meter. Untuk melayani ribuan pemudik, ASDP Gilimanuk sudah menyiapkan sebanyak 28 armada kapal untuk menyeberangkan pemudik ke Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Berdasarkan data ASDP Pelabuhan Gilimanuk tahun lalu, sedikitnya 7.748 unit sepeda motor dan kendaraaan roda empat mencapai 4.469 unit.
Tahun ini diprediksi meningkat 2 kali lipat seiring dengan meningkatnya ekonomi rakyat. Untuk mengantisipasi terjadinya penumpukan pemudik, Wahyudi mengaku pihaknya sudah mengoperasikan tambahan lima tiket khusus. (Arnoldus Dhae)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADF)