Semarang: Empat pekerja yang sedang memperbaiki kapal tongkang Zulkifli 2 di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, tewas, Senin 29 Juli 2019 dini hari. Mereka diduga tewas menghirup gas beracun.
Kepala Badan SAR Nasional Jawa Tengah, Aris Sofingi mengatakan keempat jenazah korban yang berada di ruang palka kapal langsung dievakuasi
"Ketika ditemukan, di lubang palka tersebut masih mengeluarkan aroma gas yang cukup menyengat sehingga perlu waktu untuk mengeluarkannya," kata Aris Sofingi.
Penemuan keempat jenazah pekerja doking kapal tongkang itu, lanjut Aris Sofingi, berawal dari kecurigaan mandor Wiratno,46, karena empat pekerjanya tidak keluar meskipun sudah selesai cukup lama jam kerjanya. Bahkan ketika dilakukan pengecekan di atas kapal hanya ditemukan peralatan kerja.
Bersama sejumlah pekerja lain, ujarnya, ketika dilakukan pencarian dengan membuja pintu lubang palka, keempat pekerja itu ditemukan dalam kondisi telah tewas, sehingga dilaporkan untuk proses penyelidikan dan evakuasi.
"Diduga mereka tewas akibat keracunsn gas," imbuhnya.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Jawa Tengah Agung Heri Prabowo mengatakan untuk mengevakuasi keempat korban tersebut, dikerahkan satu tim rescuer yang dilengkapi alat mountenering dan alat bantu nafas self contain breating aparatus (SCBA) karena ruang yang sempit dan masih tercium gas beracun yang sangat menyengat.
"Tim dari Basarnas dan SAR gabungan Polair, KPLP dan RSUD akhirnya dapat mengeluarkan keempat korban tewas kemudian dibawa ke RSUP Kariadi Semarang," kata Agung.
Semarang: Empat pekerja yang sedang memperbaiki kapal tongkang Zulkifli 2 di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, tewas, Senin 29 Juli 2019 dini hari. Mereka diduga tewas menghirup gas beracun.
Kepala Badan SAR Nasional Jawa Tengah, Aris Sofingi mengatakan keempat jenazah korban yang berada di ruang palka kapal langsung dievakuasi
"Ketika ditemukan, di lubang palka tersebut masih mengeluarkan aroma gas yang cukup menyengat sehingga perlu waktu untuk mengeluarkannya," kata Aris Sofingi.
Penemuan keempat jenazah pekerja doking kapal tongkang itu, lanjut Aris Sofingi, berawal dari kecurigaan mandor Wiratno,46, karena empat pekerjanya tidak keluar meskipun sudah selesai cukup lama jam kerjanya. Bahkan ketika dilakukan pengecekan di atas kapal hanya ditemukan peralatan kerja.
Bersama sejumlah pekerja lain, ujarnya, ketika dilakukan pencarian dengan membuja pintu lubang palka, keempat pekerja itu ditemukan dalam kondisi telah tewas, sehingga dilaporkan untuk proses penyelidikan dan evakuasi.
"Diduga mereka tewas akibat keracunsn gas," imbuhnya.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Jawa Tengah Agung Heri Prabowo mengatakan untuk mengevakuasi keempat korban tersebut, dikerahkan satu tim rescuer yang dilengkapi alat mountenering dan alat bantu nafas self contain breating aparatus (SCBA) karena ruang yang sempit dan masih tercium gas beracun yang sangat menyengat.
"Tim dari Basarnas dan SAR gabungan Polair, KPLP dan RSUD akhirnya dapat mengeluarkan keempat korban tewas kemudian dibawa ke RSUP Kariadi Semarang," kata Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)