Nganjuk: Sekitar 12 pasien korban dugaan keracunan makanan hajatan masih menjalani perawatan di RSUD Kertosono-Nganjuk, Rabu, 27 Oktober 2021.
Para pasien mengalami gejala mual, muntah, pusing hingga diare setelah menyantap hidangan acara pernikahan di rumah Suminto, warga Desa Banaran, Kecamatan Kertosono, Nganjuk pada Minggu 24 Oktober 2021.
"Masih pusing dan mual," kata Susanti, salah satu korban keracunan, saat dikonfirmasi.
Baca: Eks Bupati Yalimo Jadi Tersangka Korupsi, Kodim Jayawijaya Siaga
Para korban baru merasakan gejala keracunan Senin sore, 25 Oktober 2021.
Sebelumnya para korban ini diduga telah makan hidangan yang disediakan berupa bakso, nasi goreng, ayam kecap, dan mie goreng.
Sementara Fitria, staf Survailans Dinas Kesehatan Nganjuk telah mengambil sample berupa vases dan sejumlah sampel makanan untuk diuji laboratorium di Surabaya.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyebab keracunan masal tersebut," jelas Fitria.
Hingga saat ini Dinas Kesehatan Nganjuk telah mencatat 60 orang yang keracunan. Mereka dirawat di sejumlah klinik dan RSUD Kertosono dan kondisnya mulai membaik. Namun satu orang meninggal dunia karena mempunyai penyakit bawaan.
"15 korban sempat dirawat di RSUD Kertosono dan masih ada 12 orang menjalani perawatan. Namun kondisinya mulai membaik dan segera dipulangkan jika tidak ditemukan kendala kesehatan," ujarnya.
Nganjuk: Sekitar 12 pasien korban dugaan
keracunan makanan hajatan masih menjalani perawatan di RSUD Kertosono-Nganjuk, Rabu, 27 Oktober 2021.
Para pasien mengalami gejala mual, muntah, pusing hingga diare setelah menyantap hidangan acara pernikahan di rumah Suminto, warga Desa Banaran, Kecamatan Kertosono, Nganjuk pada Minggu 24 Oktober 2021.
"Masih pusing dan mual," kata Susanti, salah satu korban keracunan, saat dikonfirmasi.
Baca:
Eks Bupati Yalimo Jadi Tersangka Korupsi, Kodim Jayawijaya Siaga
Para korban baru merasakan gejala keracunan Senin sore, 25 Oktober 2021.
Sebelumnya para korban ini diduga telah makan hidangan yang disediakan berupa bakso, nasi goreng, ayam kecap, dan mie goreng.
Sementara Fitria, staf Survailans Dinas Kesehatan Nganjuk telah mengambil sample berupa vases dan sejumlah sampel makanan untuk diuji laboratorium di Surabaya.
"Kami masih menunggu hasil laboratorium untuk mengetahui penyebab keracunan masal tersebut," jelas Fitria.
Hingga saat ini Dinas Kesehatan Nganjuk telah mencatat 60 orang yang keracunan. Mereka dirawat di sejumlah klinik dan RSUD Kertosono dan kondisnya mulai membaik. Namun satu orang meninggal dunia karena mempunyai penyakit bawaan.
"15 korban sempat dirawat di RSUD Kertosono dan masih ada 12 orang menjalani perawatan. Namun kondisinya mulai membaik dan segera dipulangkan jika tidak ditemukan kendala kesehatan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)