Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat material erupsi Gunung Merapi keluar lebih dari 100 kali dalam sepekan atau periode 9-16 April 2022. Peristiwa kegempaan terjadi lebih dari 1.000 kali.
"Guguran lava dan lava pijar terjadi 124 kali. Luncuran material berada di bagian barat daya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulis, Minggu, 17 April 2022.
Hanik menjelaskan luncuran material erupsi tersebut berkisar 1 hingga 2 kilometer. Sementara, material erupsi tidak terjadi di sektor tenggara.
Ia mengatakan peristiwa kegempaan masih cukip tinggi. Gempa guguran terjadi 947 kali, gempa embusan 6 kali, dan gempa fase banyak (hybrid) 94 kali.
"Sedangkan gempa tektonik jauh terjadi empat kali dan gempa vulkanik dangkal terjadi 12 kali," ujarnya.
Baca: Sebagian Destinasi Wisata di Lereng Gunung Merapi Kembali Dibuka
Hanik menegaskan status Gunung Merapi saat ini masih siaga. Potensi bahaya berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng, sejauh maksimal 7 kilometer.
Selain itu, pada sektor tenggara ancamannya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Masyarakat tetap kami imbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," ungkapnya.
Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat material erupsi
Gunung Merapi keluar lebih dari 100 kali dalam sepekan atau periode 9-16 April 2022. Peristiwa kegempaan terjadi lebih dari 1.000 kali.
"Guguran
lava dan lava pijar terjadi 124 kali. Luncuran material berada di bagian barat daya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan tertulis, Minggu, 17 April 2022.
Hanik menjelaskan luncuran material
erupsi tersebut berkisar 1 hingga 2 kilometer. Sementara, material erupsi tidak terjadi di sektor tenggara.
Ia mengatakan peristiwa kegempaan masih cukip tinggi. Gempa guguran terjadi 947 kali, gempa embusan 6 kali, dan gempa fase banyak (
hybrid) 94 kali.
"Sedangkan gempa tektonik jauh terjadi empat kali dan gempa vulkanik dangkal terjadi 12 kali," ujarnya.
Baca:
Sebagian Destinasi Wisata di Lereng Gunung Merapi Kembali Dibuka
Hanik menegaskan status Gunung Merapi saat ini masih siaga. Potensi bahaya berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng, sejauh maksimal 7 kilometer.
Selain itu, pada sektor tenggara ancamannya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
"Masyarakat tetap kami imbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)