Gunungkidul: Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat sebanyak 22 warga terjangkit leptospirosis. Jumlah kasus serupa disebut meningkat dibanding tahun lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan empat dari 22 warga yang terkena, meninggal dunia. Ia mengatakan leptospirosis meningkat saat musim hujan.
"Jumlah kasus memang meningkat. Selama turun hujan penyakit bisa bertambah," kata Dewi dihubungi, Minggu, 19 Juni 2022.
Leptospirosis merupakan penyakit bakteri yang menular melalui air seni hewan yang sudah terinfeksi. Penularan ke manusia bisa terjadi jika melakukan kontak langsung pada hewan terinfeksi.
Baca: Kasus DBD di Bengkulu Terus Meningkat
Dewi mengatakan masyarakat terjangkit leptospira banyak dialami petani. Hal ini berkaitan dengan aktivitasnya yang lebih dekat dengan sejumlah hewan.
"Kami imbau masyarakat, khususnya petani, lebih hati-hati bila melakukan aktivitas seperti memakai air yang tercampur air seni hewan," ujarnya.
Ia mengatakan jajarannya telah menggerakkan satgas one health untuk menanggulangi kasus itu. Apalagi angka kasus bisa bertambah karena saat ini baru memasuki akhir Juni.
"Tugas satgas ini menangani masalah penyakit zoonosin, salah satunya pencegahan penyebaran dan penanggulangan leptospirosis," ujarnya.
Ia mengatakan satgas yang masih berada di tingkat kabupaten akan diperluas hingga tingkat kecamatan. Satgas di tingkat kecamatan dalam proses pembentukan.
"Kami harapkan tim ini juga menanggulangi penyakit lain yang bersumber dari hewan. Sementara, kami juga mengimbau masyarakat tetap menjalankan pola hidup bersih dan sehat," kata dia.
Gunungkidul: Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (
DIY) mencatat sebanyak 22 warga terjangkit
leptospirosis. Jumlah kasus serupa disebut meningkat dibanding tahun lalu.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengatakan empat dari 22 warga yang terkena, meninggal dunia. Ia mengatakan leptospirosis meningkat saat
musim hujan.
"Jumlah kasus memang meningkat. Selama turun hujan penyakit bisa bertambah," kata Dewi dihubungi, Minggu, 19 Juni 2022.
Leptospirosis merupakan penyakit bakteri yang menular melalui air seni hewan yang sudah terinfeksi. Penularan ke manusia bisa terjadi jika melakukan kontak langsung pada hewan terinfeksi.
Baca:
Kasus DBD di Bengkulu Terus Meningkat
Dewi mengatakan masyarakat terjangkit leptospira banyak dialami petani. Hal ini berkaitan dengan aktivitasnya yang lebih dekat dengan sejumlah hewan.
"Kami imbau masyarakat, khususnya petani, lebih hati-hati bila melakukan aktivitas seperti memakai air yang tercampur air seni hewan," ujarnya.
Ia mengatakan jajarannya telah menggerakkan satgas
one health untuk menanggulangi kasus itu. Apalagi angka kasus bisa bertambah karena saat ini baru memasuki akhir Juni.
"Tugas satgas ini menangani masalah penyakit zoonosin, salah satunya pencegahan penyebaran dan penanggulangan leptospirosis," ujarnya.
Ia mengatakan satgas yang masih berada di tingkat kabupaten akan diperluas hingga tingkat kecamatan. Satgas di tingkat kecamatan dalam proses pembentukan.
"Kami harapkan tim ini juga menanggulangi penyakit lain yang bersumber dari hewan. Sementara, kami juga mengimbau masyarakat tetap menjalankan pola hidup bersih dan sehat," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)