ilustrasi/Medcom.id
ilustrasi/Medcom.id

BBM Bersubsidi Langka, Ribuan Nelayan di Bekasi Tak Bisa Melaut

Antara • 29 Juni 2022 09:26
Bekasi: Sebanyak ribuan nelayan di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tidak bisa melaut sejak sepekan terakhir. Hal ini akibat kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi dan pertalite.
 
"Di Desa Pantai Bahagia ada 1.500 nelayan yang pendapatannya menurun drastis karena tidak bisa melaut lantaran tidak mendapatkan BBM bersubsidi," kata Sekretaris Desa Pantai Bahagia Ahmad Qurtubi di Kabupaten Bekasi, Rabu, 29 Juni 2022.
 
Dia mengatakan nelayan membeli BBM di SPBU Batujaya, Kabupaten Karawang. Namun, saat ini pihak SPBU tidak bisa melayani mereka karena mengalami kelebihan penjualan dari sektor pertanian.

"Di Muaragembong tidak ada SPBU, jadi nelayan biasanya beli BBM bersubsidi di Batujaya Karawang, nah sekarang mereka kesulitan melaut karena tidak bisa mendapatkan BBM," ungkapnya.
 
Baca: Mulai 1 Juli, Beli Pertalite dan Solar Wajib Pakai Aplikasi
 
Ia mengaku pihaknya sudah mengajukan surat permohonan pembangunan SPBU khusus untuk nelayan kepada Dinas Pertanian, Pemkab Bekasi, dan BP Migas yang rencananya berlokasi di Desa Pantai Bahagia atau Desa Pantai Mekar namun hingga kini belum terealisasi.
 
"Nelayan yang menggunakan perahu jenis ketinting butuh 10 liter pertalite per hari, kalau yang pakai perahu jenis jukung butuh 30 sampai 40 liter solar per hari, makanya kami minta supaya dibangun SPBU khusus untuk nelayan, karena tidak bisa melaut akan berdampak pada pendapatan nelayan," ucap dia.
 
Camat Muaragembong Lukman Hakim membenarkan hingga saat ini di wilayahnya tidak ada SPBU. Kondisi itu pun menjadi salah satu penyebab ribuan nelayan sulit melaut jika tidak bisa mendapat pasokan BBM bersubsidi dari SPBU Batujaya Karawang.
 
"Surat permohonan pembangunan SPBU akan kami sampaikan kembali ke Pak Pj (Penjabat) Bupati Bekasi, drafnya sudah ada. Jadi memang alasan utamanya karena nelayan kesulitan mendapatkan BBM solar bersubsidi," tutur Lukman.
 
Selain permohonan pembangunan SPBU, pihak kecamatan juga mengusulkan untuk mengaktifkan kembali fasilitas penyalur BBM bersubsidi yang telah vakum lebih dari 10 tahun lamanya.
 
"Fasilitas penyalur BBM ini dulu sudah ada, tiba-tiba berhenti, tidak tahu sebabnya, ini supaya diaktifkan kembali. Jadi selain SPBU untuk umum, juga untuk nelayan, karena ini untuk perekonomian nelayan kami juga," kata Lukman.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan