medcom.id, Maumere: Warga Desa Kolesio, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur dibuat bingung dengan kematian mendadak ternak peliharaan mereka.
Kematian ternak terjadi satu pekan terakhir dan diduga karena keracunan setelah memakan limbah ikan yang dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) Wairii di desa itu.
"Setelah makan limbah ikan, ternak tiba-tiba kejang-kejang lalu mati," kata pengelola TPA Wairii, Thomas Tesi, Jumat (2/12/2016).
Hingga hari ini tercatat 333 ternak mati. Terdiri dari 300 babi, 30 kambing, dan tiga sapi. Sejauh ini petugas dari dinas peternakan setempat belum datang ke lokasi.
Kerugian yang diderita warga terkait kematian ternak mencapai sekitar Rp500 juta.
Thomas mengatakan limbah ikan tersebut dibuang sebuah perusahaan penampung ikan yang beroperasi di Maumere. Untuk mencegah kematian, Thomas membuang limbah ikan ke sungai. Dampaknya ikan dan udang di sungai juga mati.
"Saya buang kepala ikan ke kali, ternyata ikan, kepiting, dan udang di sana ikut mati," ujarnya.
Warga lainnya, Maria Sisilia mengatakan sejumlah warga di desa tersebut sudah mendatangi kantor perusahaan pembuang limbah ikan guna melaporkan kejadian itu.
"Kami juga minta bantuan LSM Wahana Tani Mandiri untuk membantu menangani masalah ini," kata Dia.
Maria minta pemerintah daerah setempat juga peduli terhadap persoalan yang dihadapi warga. Di antaranya melakukan uji laboratorium terhadap sampel limbah guna mengungkap racun yang terkandung di dalam limbah.
medcom.id, Maumere: Warga Desa Kolesio, Kecamatan Magepanda, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur dibuat bingung dengan kematian mendadak ternak peliharaan mereka.
Kematian ternak terjadi satu pekan terakhir dan diduga karena keracunan setelah memakan limbah ikan yang dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) Wairii di desa itu.
"Setelah makan limbah ikan, ternak tiba-tiba kejang-kejang lalu mati," kata pengelola TPA Wairii, Thomas Tesi, Jumat (2/12/2016).
Hingga hari ini tercatat 333 ternak mati. Terdiri dari 300 babi, 30 kambing, dan tiga sapi. Sejauh ini petugas dari dinas peternakan setempat belum datang ke lokasi.
Kerugian yang diderita warga terkait kematian ternak mencapai sekitar Rp500 juta.
Thomas mengatakan limbah ikan tersebut dibuang sebuah perusahaan penampung ikan yang beroperasi di Maumere. Untuk mencegah kematian, Thomas membuang limbah ikan ke sungai. Dampaknya ikan dan udang di sungai juga mati.
"Saya buang kepala ikan ke kali, ternyata ikan, kepiting, dan udang di sana ikut mati," ujarnya.
Warga lainnya, Maria Sisilia mengatakan sejumlah warga di desa tersebut sudah mendatangi kantor perusahaan pembuang limbah ikan guna melaporkan kejadian itu.
"Kami juga minta bantuan LSM Wahana Tani Mandiri untuk membantu menangani masalah ini," kata Dia.
Maria minta pemerintah daerah setempat juga peduli terhadap persoalan yang dihadapi warga. Di antaranya melakukan uji laboratorium terhadap sampel limbah guna mengungkap racun yang terkandung di dalam limbah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)