Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Medcom.id/Amal
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Medcom.id/Amal

Khofifah Minta Bupati/Wali Kota di Jatim Waspada Bencana La Nina

Amaluddin • 26 Oktober 2021 16:46
Surabaya: Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh bupati/wali kota di Jatim memperkuat kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Tujuannya untuk mengantisipasi ancaman hidrometeorologi dan La Nina, yang diprediksi melanda Indonesia mulai Oktober 2021 hingga Februari 2022.
 
"Meski Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena La Nina lemah, namun mitigasi dari hulu ke hilir oleh Forkopimda Jatim dan Kabupaten/ kota harus tetap dilakukan. Jangan sampai sudah kejadian, baru kebingungan," kata Khofifah, di Surabaya, Selasa, 26 Oktober 2021.
 
Fenomena La Nina terjadi karena pendinginan suhu muka laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah hingga di bawah suhu normal. Pendinginan suhu muka laut itu berpotensi mengurangi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah. Selain itu, angin pasat (trade winds) berembus lebih kuat dari biasanya di sepanjang Samudra Pasifik dari Amerika Selatan ke Indonesia.

Kondisi itu menyebabkan massa air hangat terbawa ke arah Pasifik Barat. Oleh sebab itu, air yang lebih dingin di bawah laut Pasifik naik ke permukaan untuk mengganti massa air hangat yang berpindah. Fenomena yang disebut upwelling ini membuat SML turun. Dengan demikian, selain angin muson, La Nina menjadi salah satu faktor yang menyebabkan curah hujan meningkat di Indonesia.
 
Baca: Pemkot Surabaya Petakan Wilayah Rawan Bencana
 
Hasil kajian BMKG menyebutkan bahwa curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia meningkat pada bulan November, Desember, dan Januari. Beberapa daerah bahkan mengalami peningkatan curah hujan berkisar 20 hingga 70 persen di atas normal. Seperti Sumatera bagian Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan bagian Selatan, dan Sulawesi bagian Selatan.
 
"Efek fenomena ini ditandai dengan peningkatan curah hujan secara drastis dan diikuti dengan bencana seperti banjir, angin kencang, puting beliung, tanah longsor, dan lain sebagainya. Untuk daerah-daerah rawan bencana tersebut tolong segera lakukan langkah antisipasi," kata Khofifah.
 
Oleh karena itu, Khofifah meminta Pemerintah Daerah secara rutin melakukan pembaruan data dan informasi, perihal cuaca dan iklim yang dikeluarkan BMKG. Setiap peringatan dini yang dikeluarkan BMKG terkait cuaca dan iklim, kata Khofifah, harus secepatnya direspon dan disebarluaskan, apabila menyangkut kedaruratan di wilayah masing-masing.
 
Selain itu, lanjut Khofifah, masyarakat juga harus diberi pemahaman menyeluruh, guna meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Sehingga, bisa melakukan langkah penyelamatan jika sewaktu-waktu terjadi bencana akibat fenomena La Nina ini.
 
"Karena bencana ini tidak bisa ditolak, tapi dampak dan akibatnya bisa diminimalisir, dengan kesiapsiagaan dan mitigasi yang kuat," kata Khofifah.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan