Tangerang: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Dinkes Tangsel), Banten, menyebutkan terdapat 211 kasus Demam berdarah dengue (DBD) sepanjang 2021. Pihak dinkes mengingatkan masyarakat untuk terus menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kita harus terus menjaga PHBS, selain fokus kepada penyebaran covid-19," ungkap Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Tangsel, Tulus Muladiono, Jumat, 11 Juni 2021.
Dia menyebutkan, sepanjang Januari hingga Mei 2021 terdapat 211 kasus DBD ditemukan. Dari jumlah tersebut, belum ada laporan adanya warga meninggal dunia akibat virus yang dibawa nyamuk Aedes aegept itu.
"Penyebabnya karena cuaca. Hitungannya karena iklim," tambah Tulus
Menurut dia, siklus cuaca panas ke hujan dan sebaliknya, membuat perkembangan nyamuk pembawa virus DBD tersebut merebak. "Memang musim hujan banyak yang menetas. Sementara saat ini orang banyak aktivitas di rumah," lanjut dia.
Sampai saat ini, ada tiga wilayah dengan jumlah kasus DBD tertinggi. Sementara, jumlah pasien DBD yang dirawat sebanyak 30 orang.
"Paling banyak Rawa Buntu 29 kasus, Pamulang 26 kasus, dan Ciputat Timur 22 kasus," beber Tulus.
Baca: Pandeglang Bertekad Hilangkan Endemis Malaria
Tulus juga menyimpulkan, maraknya pembangunan yang terjadi di Tangsel membuat nyamuk-nyamuk berkembang biak dan menyebar ke permukiman.
"Sebab terjadi banyak nyamuk itu karena pembangunan, dulu ada tempat nyamuk bersarang, tempat perindukannya enggak ada," terang dia.
Tangerang: Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Dinkes Tangsel), Banten, menyebutkan terdapat 211 kasus Demam berdarah dengue (
DBD) sepanjang 2021. Pihak dinkes mengingatkan masyarakat untuk terus menjaga pola hidup bersih dan sehat (
PHBS).
"Kita harus terus menjaga PHBS, selain fokus kepada penyebaran covid-19," ungkap Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Dinkes Tangsel, Tulus Muladiono, Jumat, 11 Juni 2021.
Dia menyebutkan, sepanjang Januari hingga Mei 2021 terdapat 211 kasus DBD ditemukan. Dari jumlah tersebut, belum ada laporan adanya warga meninggal dunia akibat virus yang dibawa nyamuk Aedes aegept itu.
"Penyebabnya karena cuaca. Hitungannya karena iklim," tambah Tulus
Menurut dia, siklus cuaca panas ke hujan dan sebaliknya, membuat perkembangan nyamuk pembawa virus DBD tersebut merebak. "Memang musim hujan banyak yang menetas. Sementara saat ini orang banyak aktivitas di rumah," lanjut dia.
Sampai saat ini, ada tiga wilayah dengan jumlah kasus DBD tertinggi. Sementara, jumlah pasien DBD yang dirawat sebanyak 30 orang.
"Paling banyak Rawa Buntu 29 kasus, Pamulang 26 kasus, dan Ciputat Timur 22 kasus," beber Tulus.
Baca:
Pandeglang Bertekad Hilangkan Endemis Malaria
Tulus juga menyimpulkan, maraknya pembangunan yang terjadi di Tangsel membuat nyamuk-nyamuk berkembang biak dan menyebar ke permukiman.
"Sebab terjadi banyak nyamuk itu karena pembangunan, dulu ada tempat nyamuk bersarang, tempat perindukannya enggak ada," terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)