medcom.id, Jakarta: Sepuluh tahun silam, gempa dan gelombang tsunami yang menghantam Aceh membuat negeri Tanah Rencong itu ambruk. Secara fisik, ekonomi, dan kehidupan bermasyarakat. Pembangunan di Aceh menjadi fokus pemerintahan kala itu.
Membangun Aceh bukan perkara gampang. Itulah yang dikenang JK dalam buku 'Ombak Perdamaian' karya Fenty Effendy. Kondisi masyarakat Aceh yang terlalu berharap dengan bantuan asing, membuat mereka kerap menunggu bantuan.
Belum lagi, potensi konflik yang terjadi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Oleh karena itu, berdamai dengan GAM menjadi satu-satunya cara untuk mempermudah terlaksananya pembangunan di Aceh.
Pada 9 Januari 2005, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengeluarkan memorandum kepada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Memo Nomor 02/WP/1/2005 itu berisikan tentang data korban meninggal yang menyentuh angka 100 ribu orang. Korban yang mengungsi sekitar satu juga orang dan lebih kurang 100 ribu unit rumah ambruk, rata dengan tanah. JK juga menjelaskan pentingnya perdamaian dengan GAM agar pembangunan di Aceh berjalan sesuai rencana.
SBY tak pernah membalas memorandum itu. Tapi, jawaban diberikan secara langsung. Keesokan harinya, rombongan kendaraan RI 1 memasuki halaman Istana Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Selatan.
"Bagamaimana kita bisa membangun Aceh kalau truk semen, pasir, dan batu dibajak di tengah jalan? Kalau Bapak Presiden kasih kewenangan untuk menyelesaikannya, saya segera laksanakan," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Presiden SBY di Istana Wakil Presiden.
Presiden SBY tak bicara banyak, permintaan partnernya itu dijawab dengan anggukan. SBY kemudian melakukan pertemuan dengan beberapa perwakilan negara tetangga untuk menyiapkan perundingan dengan GAM. Sementara itu, JK membentuk juru runding yang beranggotakan Hamid Awaludin, Farid Husain, dan Sofyan Djalil.
Hamid dan Farid bukan orang baru, keduanya pernah membantu JK dalam menyelesaikan konflik di Maluku dan Poso. Kedua orang ini bersama JK, dalam skala berbeda,telah merintis pembicaraan dengan GAM bahkan jauh sebelum tsunami terjadi.
medcom.id, Jakarta: Sepuluh tahun silam, gempa dan gelombang tsunami yang menghantam Aceh membuat negeri Tanah Rencong itu ambruk. Secara fisik, ekonomi, dan kehidupan bermasyarakat. Pembangunan di Aceh menjadi fokus pemerintahan kala itu.
Membangun Aceh bukan perkara gampang. Itulah yang dikenang JK dalam buku 'Ombak Perdamaian' karya Fenty Effendy. Kondisi masyarakat Aceh yang terlalu berharap dengan bantuan asing, membuat mereka kerap menunggu bantuan.
Belum lagi, potensi konflik yang terjadi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Oleh karena itu, berdamai dengan GAM menjadi satu-satunya cara untuk mempermudah terlaksananya pembangunan di Aceh.
Pada 9 Januari 2005, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengeluarkan memorandum kepada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Memo Nomor 02/WP/1/2005 itu berisikan tentang data korban meninggal yang menyentuh angka 100 ribu orang. Korban yang mengungsi sekitar satu juga orang dan lebih kurang 100 ribu unit rumah ambruk, rata dengan tanah. JK juga menjelaskan pentingnya perdamaian dengan GAM agar pembangunan di Aceh berjalan sesuai rencana.
SBY tak pernah membalas memorandum itu. Tapi, jawaban diberikan secara langsung. Keesokan harinya, rombongan kendaraan RI 1 memasuki halaman Istana Wakil Presiden di Jalan Medan Merdeka Selatan.
"Bagamaimana kita bisa membangun Aceh kalau truk semen, pasir, dan batu dibajak di tengah jalan? Kalau Bapak Presiden kasih kewenangan untuk menyelesaikannya, saya segera laksanakan," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Presiden SBY di Istana Wakil Presiden.
Presiden SBY tak bicara banyak, permintaan partnernya itu dijawab dengan anggukan. SBY kemudian melakukan pertemuan dengan beberapa perwakilan negara tetangga untuk menyiapkan perundingan dengan GAM. Sementara itu, JK membentuk juru runding yang beranggotakan Hamid Awaludin, Farid Husain, dan Sofyan Djalil.
Hamid dan Farid bukan orang baru, keduanya pernah membantu JK dalam menyelesaikan konflik di Maluku dan Poso. Kedua orang ini bersama JK, dalam skala berbeda,telah merintis pembicaraan dengan GAM bahkan jauh sebelum tsunami terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)