Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersalaman dengan kerabat saat pulang ke kampungnya di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (1/11/2014). Metro TV
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bersalaman dengan kerabat saat pulang ke kampungnya di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (1/11/2014). Metro TV

Ratusan Nelayan Pangandaran Sambut Kepulangan Susi

Kristiadi • 01 November 2014 12:45
medcom.id, Pangandaran: Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pulang ke kampung halamannya, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Menteri nyentrik itu langsung disambut ratusan nelayan setibanya di landasan Run Away Wonoharjo, Pamugaran, Pangandaran, pukul 07.30 WIB.
 
Susi pulang menggunakan helikopter. Dia lantas menuju rumahnya di Jalan Merdeka, Nomor 312, Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, dengan mobil bernopol RI 39. Setelah beramah-tamah, Susi lantas ke makam orang tuanya yang tak jauh dari rumah.
 
Pukul 09.00, Susi meninjau Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Cikidang, Kampung Babakan, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pantai Timur, Pangandaran.

Susi banyak berdialog bersama nelayan. Dia didampingi tokoh Sunda, Solihin GP dan Bupati Pangandaran, Endjang Naffandy.
 
Dalam dialog tersebut, Susi meminta Bupati Pangandaran, nelayan dan DPRD segera membuat Peraturan Daerah (Perda) untuk pembangunan dermaga. Susi berangan-angan dermaga itu bisa digunakan tahun 2015 agar PPI dan TPI kian semarak.
 
"Kalau Perdanya sudah keluar, saya perintahkan tim dari Jakarta untuk turun ke sini. Penyelesaian tergantung dewan yang membuat," ujar dia.
 
Susi mengingatkan agar perda yang dibuat tidak berdampak pada kerusakan lingkungan. "Hutan bakau jangan ditebang," kata dia.
 
Kendati akhir-akhir ini jarang ke laut, Susi masih mengerti masalah kelautan. Bahkan, dia menerangkan dengan detail pereka jaring nelayan. Dia pun meminta nelayan tidak sembarangan menggunakan alat dan mengambil hasil laut.
 
"Untuk saat ini jaring yang digunakan sangat kecil dan seharusnya harus berukuran dua inci, supaya mata ikan kecil keluar dan yang besarnya bisa tertangkap," kata Susi.
 
"Sekarang, jaringna leutik ngan sainci, anu leutikna beunang jeung endogna. Kuduna anu gede hungkul nu dialana. Mun jaringna leutik, endogna dicokot, ayeuna oge kan arareuweuh. Aya lauk layur leutik," ujar Susi dalam bahasa Sunda yang berarti, jaring yang kecil membuat ikan kecil pun tertangkap bahkan hingga telurnya. Seharusnya ikan besar saja yang ditangkap. Akibat penangkapan telur, populasi ikan kian menyusut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan