Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan (Foto:Dok.Pemkot Bengkulu)
Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan (Foto:Dok.Pemkot Bengkulu)

Pemkot Bengkulu Kucurkan Rp200 Miliar untuk Penanganan Covid-19

M Studio • 04 April 2020 19:00
Bengkulu: Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu, Provinsi Bengkulu, menyiapkan dana Rp200 miliar untuk penanggulangan penyebaran virus korona Covid-19.
 
Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan mengatakan, dana itu akan dialokasikan untuk pembelian peralatan medis Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) senilai Rp14 miliar dan Dinas Kesehatan Pemkot Bengkulu Rp10 miliar, serta sejumlah kebutuhan lainnya.
 
"Alokasi dana sebesar Rp200 miliar disiapkan dari realokasi anggaran, termasuk pembatalan rencana proyek pembangunan balai kota senilai Rp35 miliar," kata Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan.

Helmi Hasan melanjutkan, jika nantinya dana anggaran yang disiapkan tersebut kurang, maka gaji wali kota beserta wakil wali kota akan dipangkas dan disumbangkan untuk penanganan Covid-19.
 
"Pemkot akan memfokuskan untuk penanganan Covid-19. Semua proyek yang kurang prioritas dibatalkan pembangunannya untuk dialihkan pada penanganan wabah virus korona. Langkah Pemkot Bengkulu untuk menjaga zona hijau Provinsi Bengkulu yang belum terpapar virus korona memang tak main-main," kata Helmi Hasan.
 
Selain itu, alokasi APBD 2020 difokuskan untuk insentif bagi tenaga medis baik dokter maupun perawat di Bengkulu, hingga kenaikan jabatan untuk yang menangani pasien Covid-19.
 
“Insentif tersebut merupakaan bentuk apresiasi dan penghargaan kepada para tenaga kesehatan dan medis yang tidak kenal lelah dalam melayani, merawat, dan mengobati pasien terduga Covid-19," katanya.
 
Jika ada warga Kota Bengkulu yang positif terjangkit virus korona, Pemkot akan memberikan insentif dan menaikkan pangkat satu golongan bagi tim medis yang tak kenal lelah dalam menghadapi pandemi ini.
 
Pemkot Bengkulu juga akan menggratiskan 3 ribu tagihan pelanggan PDAM selama satu tahun bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Klasifikasi pelanggan PDAM yang digratiskan yakni rumah tangga kelas 2A atau menengah ke bawah.
 
Hal itu dilakukan akibat merosotnya perekonomian dan pendapatan masyarakat sebagai imbas dari virus korona. 
 
"Dampak dari virus korona membuat sebagian masyarakat tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, sehingga berpengaruh terhadap penghasilan," katanya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan