Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, saat meninjau Perum Bulog Sub Divre Surabaya Utara di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Kamis, 25 Maret 2021. Dokumentasi/ Humas Pemprov Jatim
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, saat meninjau Perum Bulog Sub Divre Surabaya Utara di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Kamis, 25 Maret 2021. Dokumentasi/ Humas Pemprov Jatim

Khofifah Klaim Jatim Penghasil Padi Terbanyak se-Indonesia

Amaluddin • 25 Maret 2021 16:10
Surabaya: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyebut Jatim menduduki peringkat pertama daerah penghasil padi terbesar di Indonesia. Ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2021.
 
"Kurang lebih ada 16 provinsi di Indonesia bagian timur yang mengandalkan suplai logistik dari Jatim," kata Khofifah di sela meninjau Perum Bulog Sub Divre Surabaya Utara di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Kamis, 25 Maret 2021.
 
Baca: 953 Nakes Puskesmas Kota Bogor Tak Dapat Insentif

Berdasarkan data yang dirilis BPS, Jatim menghasilkan padi sebanyak 9.944.538 ton GKG atau setara 5.712.597 ton beras dengan luas panen 1.754.380 hektare (ha). Capaian ini menggeser posisi Jawa Tengah yang sebelumnya bertengger di peringkat pertama.
 
Tahun ini Jateng menempati urutan kedua dengan luasan panen 1.666.931 ha, berhasil menghasilkan padi 9.489.165 ton GKG atau setara 5.428.721 ton beras. Disusul Jawa Barat dengan luas panen 1.586.889 ha menghasilkan padi 9.016.773 ton GKG atau setara 5.180.202 ton beras.
 
Keempat Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas panen 976.258 ha menghasilkan padi 4.708.465 ton GKG atau setara 2.687.970 ton beras, berada diurutan keempat. Kelima Provinsi Sumatra Selatan, dengan luas panen 551.321 ha menghasilkan padi 2.743.060 ton GKG atau setara 1.567.102 ton beras.
 
"Alhamdulillah, ini membuktikan bahwa program yang dijalankan semua kelompok tani tepat sasaran dan dapat terlaksana dengan baik. Selama ini Jawa Timur menjadi barometer ketahanan pangan nasional dan turut menjaga stabilitas pangan nasional," jelas Khofifah.
 
Sementara untuk kabupaten/kota di Jatim penyumbang terbesar produksi padi, yakni Kabupaten Lamongan dengan produksi sebesar 886.060,99 ton atau setara beras sebesar 508.993,90 ton. Disusul Ngawi dengan produksi sebesar 837.773,15 ton atau setara beras sebesar 481.255,17 ton.
 
Selanjutnya Bojonegoro dengan produksi sebesar 728.915,12 ton atau setara beras 418.722,13 ton. Kemudian, Jember dengan produksi sebesar 590.263,37 ton atau setara beras sebesar 339.074,24 ton, Tuban dengan produksi sebesar 507.053,88 atau setara beras sebesar 291.274,90 ton.
 
Khofifah menyebut kenaikan produksi padi ini dipengaruhi oleh meningkatnya luas panen padi pada tahun 2020 sebesar 1,75 juta ha, mengalami kenaikan sebanyak 51,95 ribu ha atau 3,05 persen dibandingkan 2019 yang sebesar 1,7 juta ha.
 
Selain itu juga dipengaruhi oleh penggunaan varietas unggul, perbaikan agroinput, penggunaan mekanisasi yang mampu menekan losses serta perluasan areal tanam yang memanfaatkan lahan kering atau lahan idle.
 
"Tahun 2020 lalu, kami juga menerapkan strategi percepatan masa tanam sebelum memasuki musim kemarau, guna mengantisipasi krisis pangan akibat kemaru panjang dan pandemi covid-19. Kami juga mengoptimalkan seluruh lahan pertanian di Jatim, menjaga petani tetap berproduksi dengan cara diberikan bantuan sarana dan prasarana pertanian seperti benih dan saprodi," beber Khofifah.
 
Menurut Khofifah sektor pertanian menjadi sektor andalan penopang pertumbuhan ekonomi di Jatim, sekaligus sebagai instrumen untuk mendorong pemulihan ekonomi atas dampak pandemi covid-19.
 
"Kami sampaikan terima kasih kepada semua petani di Jatim, yang telah berupaya maksimal meningkatkan produktivitas pertanian meski ditengah pandemi covid-19," ujar Khofifah.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan