Menteri Kesehatan Nina Moeloek meninjau pelaksanaan kampanye imunisasi campak dan rubella di Makassar
Menteri Kesehatan Nina Moeloek meninjau pelaksanaan kampanye imunisasi campak dan rubella di Makassar

Tantangan Geografis Hambat Penyebaran Vaksin Campak

Andi Aan Pranata • 01 Agustus 2018 16:50
Makassar: Kementerian Kesehatan berupaya agar vaksin atau imunisasi campak dan rubela tersebar merata ke seluruh Indonesia. Namun luasnya sebaran wilayah cukup menyulitkan petugas untuk menjangkau hingga ke daerah pelosok.
 
Menteri Kesehatan Nina Moeloek mengatakan, distribusi vaksin di sejumlah daerah terkendala akses geogragis. Dia mencontohkan kawasan timur Indonesia yang belum semua daerahnya bisa dijangkau dengan alat transportasi.
 
“Tantangannya kita semua tahu. Di Makassar mungkin aksesnya masih bisa kita kuasai, tapi kalau di Papua kita harus bekerja lebih besar lagi, karena beda geografisnya, bagaimana transportasinya,” kata Menteri Nina saat meninjau pelaksanaan kampanye imunisasi measles-rubella (MR) fase kedua di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 1 Agustus 2018. 

Nina menjelaskan bahwa distribusi vaksin campak, secara teknis butuh penanganan khusus. Itu agar vaksin sampai ke masyarakat dalam keadaan berkualitas. Vaksin, kata dia, misalnya harus tetap dijaga dalam keadaan dingin.
 
“Kita akan tetap mendatangi (daerah pelosok). Tapi persoalannya bagamana membawa vaksinnya. Tenaga mungkin bisa, tapi membawa vaksin sampai betul-betul masih berkualitas, harus dijaga dengan baik,” ujar Nina.
 
Pemerintah melalui Kemenkes pada Agustus-September tahun ini melaksanakan secara serentak kampanye imunisasi MR di luar Jawa. Imunisasi digelar di 395 kabupaten/kota di 28 provinsi. Kampanye menyasar kelompok paling rentan tertular penyakit campak dan rubella, yakni anak berusia sembilan bulan hingga 15 tahun. 
 
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantoro mengatakan, kampanye fase II menyasar 31 juta anak. Pemerintah menyiapkan vaksin pada lebih enam ribu puskesmas dan 40 ribu lebih pos pelayanan terpadu.
 
“Kita siapkan kebutuhan vaksin untuk 43 juta anak,” kata Anung.
 
Kampanye imunisasi MR melanjutkan pelaksanaan fase pertama yang digelar pada Agustus-September 2017 di Pulau Jawa. Saat itu pemerintah menyuntikkan kekebalan tubuh kepada 35,3 juta anak.
 
Setelah masa kampanye berakhir, imunisasi MR akan masuk ke dalam jadwal imunisasi rutin dan diberikan pada anak sesuai jadwal. Masing-masing pada usia 9 bulan, 18 bulan dan anak sekolah kelas 1 SD atau sederajat.
 
Menteri Kesehatan mengingatkan pentingnya vaksin campak dan rubella. Imunisasi MR merupakan pencegahan terbaik serta pencegahan terhadap dampak berbahaya yang diakibatkan kedua penyakit tersebut. Satu vaksin mencegah dua penyakit sekaligus.
 
“Saya ingin mengulangi, campak bisa sampai menyebabkan kematian. Dampak rubella luar biasa. Oleh karena itu kita harus pikirkan dampak, pikirkan yang terkena akibatnya jika tidak mau imunisasi,” kata Nina.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan