Kalsel: Upaya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan batal melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Hal ini lantaran tidak adanya awan hujan akibat kondisi kemarau.
"Untuk TMC belum dapat dilakukan karena tidak ada awan. Surat permintaan TMC kepada BNPB sudah kita siapkan sejak beberapa waktu lalu," ungkap Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Kalsel, Pormadi Dharma, Kamis, 17 Agustus 2023.
Cara kerja TMC salah satunya menggunakan pesawat dengan menebarkan bahan semai berupa NaCl (garam) ke awan hujan melalui udara. Di sisi lain, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalsel terus berlangsung.
Data Pusdalops BPBD Kalsel mencatat, jumlah titik panas di Kalsel sebanyak 3.787 titik dengan luasan karhutla mencapai 1.437,5 hektare. Karhutla terbesar terjadi di Kota Banjarbaru seluas 554,8 hektare, ibu kota Provinsi Kalsel serta Kabupaten Banjar 269 hektare dan Tanah Laut 348 hektare.
Lebih dari dua pekan terakhir tidak ada hujan turun dan kondisi cuaca sangat kering. Beberapa daerah di Kalsel mulai terancam kekeringan, termasuk mulai surutnya sungai dan sumur-sumur warga.
Baca: 6,3 Ton Garam Disemai untuk Hujan Buatan di Riau |
Pada bagian lain Kepala BPAM Banjarbakula, Muhammad Berty Nakir, mengatakan tinggi permukaan air sungai yang menjadi sumber air baku di Desa Mandikapau, Karang Intan, Kabupaten Banjar terus menurun. Penurunan air muka hampir satu meter dari 5,8 meter menjadi 5 meter.
Namun, kondisi penurunan ini belum mengganggu distribusi air baku ke beberapa perusahaan air minum. BPAM Banjarbakula mendistribusikan air baku untuk tiga perusahaan air minum yakni, PT Air Minum (PAM) Bandarmasih Kota Banjarmasin, PTAM Intan Banjar yang melayani air bersih untuk wilayah Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru. Serta PTAM Berkah Banua, Kabupaten Tanah Laut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di