NTT: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kenaikan bencana hidrometeorologi basah dalam 3 hingga 4 tahun terakhir.
"Yang menjadi perhatian kita mulai naiknya laporan kejadian bencana hidrometeorologi basah, dari Nusa Tenggara Timur," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanan BNPB Abdul Muhari, Senin, 6 Februari 2023.
Abdul mengatakan sebelumnya, NTT adalah provinsi kering. Namun, dalam 3 hingga 4 tahun terakhir, NTT dilanda banjir bandang yang cukup dahsyat diakibatkan Siklon Seroja.
"Jadi meskipun ketika kering, cukup ekstrem, NTT sekarang ketika musim hujan pun juga cukup ekstrem. Ini dua duanya merupakan ancaman nyata di Nusa Tenggara Timur," ucap Abdul.
Sehingga, BNPB beri perhatian khusus provinsi NTT untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana. Sebab, dilihat dari prakiraan cuaca BMKG, terdapat beberapa bibit siklon di posisi selatan Jawa dan Bali.
"Sehingga untuk NTT kita tahu juga per hari ini, juga ada laporan kejadian banjir di Kabupaten Kupang. Sehingga ini perlu atensi kita semua," tutur dia.
Abdul menuturkan NTT sebagai provinsi yang kesulitan air dan gersang, tidak terlalu banyak tumbuhan penahan hujan. Sehingga, ketika Indonesia secara regional dipengaruhi oleh la Nina, frekuensi banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur meningkat signifikan.
"Ini menjadi perhatian kita bahwa sekarang NTT bukan hanya provinsi kering, tapi juga dengan intensitas dan frekuensi kejadian banjir yang cukup signifikan," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
NTT: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB) menyampaikan Provinsi Nusa Tenggara Timur (
NTT) mengalami kenaikan bencana
hidrometeorologi basah dalam 3 hingga 4 tahun terakhir.
"Yang menjadi perhatian kita mulai naiknya laporan kejadian bencana hidrometeorologi basah, dari Nusa Tenggara Timur," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanan BNPB Abdul Muhari, Senin, 6 Februari 2023.
Abdul mengatakan sebelumnya, NTT adalah provinsi kering. Namun, dalam 3 hingga 4 tahun terakhir, NTT dilanda banjir bandang yang cukup dahsyat diakibatkan Siklon Seroja.
"Jadi meskipun ketika kering, cukup ekstrem, NTT sekarang ketika musim hujan pun juga cukup ekstrem. Ini dua duanya merupakan ancaman nyata di Nusa Tenggara Timur," ucap Abdul.
Sehingga, BNPB beri perhatian khusus provinsi NTT untuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana. Sebab, dilihat dari prakiraan cuaca BMKG, terdapat beberapa bibit siklon di posisi selatan Jawa dan Bali.
"Sehingga untuk NTT kita tahu juga per hari ini, juga ada laporan kejadian banjir di Kabupaten Kupang. Sehingga ini perlu atensi kita semua," tutur dia.
Abdul menuturkan NTT sebagai provinsi yang kesulitan air dan gersang, tidak terlalu banyak tumbuhan penahan hujan. Sehingga, ketika Indonesia secara regional dipengaruhi oleh la Nina, frekuensi banjir bandang dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur meningkat signifikan.
"Ini menjadi perhatian kita bahwa sekarang NTT bukan hanya provinsi kering, tapi juga dengan intensitas dan frekuensi kejadian banjir yang cukup signifikan," ujar dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)