Solo: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI, menyepakati kerja sama untuk merevitalisasi tujuh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Jateng. Kerja sama itu dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, bersama perwakilan pengusaha, dan Dirjen Kemendikbud, saat penandatanganan tujuh prasasti peresmian revitalisasi SMK di SMK Negeri 8 Solo.
"Kolaborasi yang bagus. Jadi kalau pemerintah sudah terlibat, dunia usaha terlibat, maka kalau kita bisa mendesain bersama, kebutuhan tenaga kerja dari industri bisa kita suplai," ujar Ganjar di Solo, Rabu, 1 Maret, 2023.
Adapun perusahaan swasta yang tergabung dalam Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi, yakni Bakti Barito, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, PT Indofood, PT Sinarmas, PT Agung Sedayu Group, Wings, Garuda Food, Triputra Group dan First Resources.
Ganjar menjelaskan ada beberapa SMK di Jateng yang telah merasakan hasil kerja sama selama periode 2021-2022. Di antaranya SMKN 2 Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMKN 6 Surakarta, SMKN 4 Surakarta, SMKN 8 Surakarta, SMK Mandala Bhakti Surakarta, SMKN 2 Sukoharjo, SMK N 3 Semarang, SMKN 2 Kendal dan SMK Tunas Harapan Pati.
Program revitalisasi yang diberikan dibagi dalam dua bentuk, yakni soft program dan hard program. Untuk hard program, konsorsium pengusaha membantu perbaikan dan penambahan fasilitas sekolah. Sedangkan soft program, kerja sama dilakukan dalam bentuk pengembangan guru dan murid dengan kurikulum industri.
"Bukan SMK yang butuh industri, tetapi inudstri yang butuh SMK. Maka hari ini ada sembilan perusahaan besar yang membantu SMK-SMK yang ada di Jawa Tengah. Alhamdulillah sudah ada 9 yang dibantu dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing," jelas Ganjar.
Ganjar menerangkan akan terus menggandeng seluruh pihak, termasuk pengusaha lain untuk bekerja sama terkait pengembangan sekolah dan murid kejuruan di Jateng.
Pihaknya menargetkan pada akhir 2024, jumlah SMK vokasi yang direvitalisasi bertambah hingga 16 sekolah, dan tersebar secara merata di seluruh Jateng. Sehingga, kualitas lulusan sekolah kejuruan dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Jateng terus meningkat dan mampu bersaing tak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga di luar negeri.
"Sekarang akan kita propose lagi sekolah-sekolah yang lain agar fasilitas sekolahnya lebih bagus dan kita ingin mengundang siswa-siswa, maaf, dari keluarga miskin aksesnya lebih banyak lagi," ungkap Ganjar.
Sebagai informasi, pada 2022, Jawa Tengah juga menjadi provinsi dengan jumlah mitra industri terbanyak di Indonesia yakni 114 industri. Hal itu menunjukkan komitmen Pemprov Jawa Tengah untuk mengembangkan sekolah vokasi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Solo: Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (
Jateng) dan Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi RI, menyepakati kerja sama untuk merevitalisasi tujuh Sekolah Menengah Kejuruan (
SMK) di Jateng. Kerja sama itu dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, bersama perwakilan pengusaha, dan Dirjen Kemendikbud, saat penandatanganan tujuh prasasti peresmian revitalisasi SMK di SMK Negeri 8 Solo.
"Kolaborasi yang bagus. Jadi kalau pemerintah sudah terlibat, dunia usaha terlibat, maka kalau kita bisa mendesain bersama, kebutuhan tenaga kerja dari industri bisa kita suplai," ujar Ganjar di Solo, Rabu, 1 Maret, 2023.
Adapun perusahaan swasta yang tergabung dalam Konsorsium Pengusaha Peduli Sekolah Vokasi, yakni Bakti Barito, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia, PT Indofood, PT Sinarmas, PT Agung Sedayu Group, Wings, Garuda Food, Triputra Group dan First Resources.
Ganjar menjelaskan ada beberapa SMK di Jateng yang telah merasakan hasil kerja sama selama periode 2021-2022. Di antaranya SMKN 2 Surakarta, SMKN 5 Surakarta, SMKN 6 Surakarta, SMKN 4 Surakarta, SMKN 8 Surakarta, SMK Mandala Bhakti Surakarta, SMKN 2 Sukoharjo, SMK N 3 Semarang, SMKN 2 Kendal dan SMK Tunas Harapan Pati.
Program revitalisasi yang diberikan dibagi dalam dua bentuk, yakni soft program dan hard program. Untuk hard program, konsorsium pengusaha membantu perbaikan dan penambahan fasilitas sekolah. Sedangkan soft program, kerja sama dilakukan dalam bentuk pengembangan guru dan murid dengan kurikulum industri.
"Bukan SMK yang butuh industri, tetapi inudstri yang butuh SMK. Maka hari ini ada sembilan perusahaan besar yang membantu SMK-SMK yang ada di Jawa Tengah. Alhamdulillah sudah ada 9 yang dibantu dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing," jelas Ganjar.
Ganjar menerangkan akan terus menggandeng seluruh pihak, termasuk pengusaha lain untuk bekerja sama terkait pengembangan sekolah dan murid kejuruan di Jateng.
Pihaknya menargetkan pada akhir 2024, jumlah SMK vokasi yang direvitalisasi bertambah hingga 16 sekolah, dan tersebar secara merata di seluruh Jateng. Sehingga, kualitas lulusan sekolah kejuruan dan Sumber Daya Manusia (SDM) di Jateng terus meningkat dan mampu bersaing tak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga di luar negeri.
"Sekarang akan kita propose lagi sekolah-sekolah yang lain agar fasilitas sekolahnya lebih bagus dan kita ingin mengundang siswa-siswa, maaf, dari keluarga miskin aksesnya lebih banyak lagi," ungkap Ganjar.
Sebagai informasi, pada 2022, Jawa Tengah juga menjadi provinsi dengan jumlah mitra industri terbanyak di Indonesia yakni 114 industri. Hal itu menunjukkan komitmen Pemprov Jawa Tengah untuk mengembangkan sekolah vokasi.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)